Bau mulut kerap tidak dianggap menjadi pertanda masalah serius kesehatan. Namun, belakangan ahli jantung intervensional Dr Pradip Jamnadas memperingatkan, kondisi tersebut sebenarnya bisa mengindikasikan penyakit kardiovaskular.
Dikutip dari laman Times of India, risiko terkena penyakit jantung dipengaruhi oleh lebih dari sekadar pola makan dan olahraga. Menurut Dr Jamnadas, mikrobioma di mulut dan hidung berperan penting dalam kesehatan kardiovaskular.
Kebersihan mulut yang buruk bisa memungkinkan bakteri berbahaya berkembang biak, yang berkontribusi pada peradangan sistemik, gangguan respons imun, penumpukan plak di arteri, dan meningkatkan risiko sakit jantung.
Dia menekankan, mulut seringkali memberi tanda peringatan dini terhadap masalah kesehatan yang lebih luas. Tak hanya masalah gigi, bau mulut bisa mengindikasikan risiko jantung yang mendasarinya, seperti penyakit arteri koroner, ateroklerosis, dan gagguan kardiovaskular lainnya.
"Ada mikroba yang menjalar dari hidung dan mulut ke sistem pencernaan. Setiap mikroba bersifat spesifik dan bisa menunjukkan apakah berisiko terkena penyakit kardiovaskular," kata Dr Jamnadas.
Paparan kronis terhadap bakteri mulut yang berbahaya bisa menyebabkan kalsifikasi dini pada katup jantung dan meningkatkan risiko stenosis aorta, serta kalsifikasi koroner. Sehingga, penting untuk menjaga kebersihan mulut bagi kesehatan jantung jangka panjang.
(elk/naf)