IQ atau Intelligence Quotient merupakan penilaian psikologis yang biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir logis, daya ingat, dan kecerdasan seseorang. Namun, tes IQ tidak mengukur seberapa sehat hubungan sosial seseorang, tingkat empati, atau kesuksesan hidupnya, meski kecerdasan sering kali berpengaruh terhadap hal-hal tersebut.
Menurut tinjauan penelitian tahun 2017, individu dengan IQ tinggi cenderung memiliki hasil hidup yang lebih positif dibanding mereka yang ber-IQ rendah, termasuk pekerjaan yang lebih baik, kondisi keuangan lebih stabil, hingga hubungan lebih sehat.
Mereka umumnya memiliki rasa ingin tahu, empati, dan kecerdasan emosional yang mendukung berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam gaya berkomunikasi.
Bahkan, ada sejumlah ungkapan atau kalimat tertentu yang sering diucapkan oleh orang dengan IQ tinggi. Ungkapan-ungkapan ini membantu mereka menjaga kesehatan emosional serta membangun hubungan dan komunitas yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari Your Tango, berikut kalimat yang sering diucapkan orang dengan IQ tinggi atau di atas rata-rata.
1. Mari Kita Bahas Itu
Tes IQ tradisional biasanya mengukur berbagai kemampuan seperti logika, penalaran umum, dan daya ingat. Namun, orang dengan IQ tinggi umumnya memiliki cara berpikir analitis, mereka ingin memahami sesuatu secara menyeluruh, baik itu soal pekerjaan, pelajaran, atau bahkan emosi di balik konflik hubungan.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Intelligence, kecerdasan tinggi bukan satu-satunya syarat untuk bisa menyelesaikan masalah nyata. Namun, orang dengan IQ tinggi biasanya memiliki rasa ingin tahu, intuisi, dan komitmen yang kuat untuk memahami masalah secara mendalam, menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, dan mencari maknanya.
2. Saya Memahami Hal Itu
Kecerdasan tinggi tidak selalu berarti seseorang punya kecerdasan emosional tinggi, tetapi riset di Marriage & Family Review menunjukkan orang dengan IQ tinggi cenderung mencari hubungan yang sehat dan saling belajar. Mereka sadar pentingnya komunikasi terbuka dan empati sebagai dasar hubungan yang bermakna.
Karena sensitif terhadap kritik atau perbedaan pandangan, mereka cenderung berdiskusi secara terbuka dan objektif, berbagi perasaan dan pengalaman tanpa menyerang orang lain. Dengan menggunakan ungkapan seperti ini, mereka menunjukkan empati sekaligus membuka ruang untuk mendengar dan belajar dari orang lain, bahkan saat berdebat.
(suc/naf)