Dokter Ungkap Gejala yang Muncul Sejam Sebelum Henti Jantung, Wajib Waspada!

Dokter Ungkap Gejala yang Muncul Sejam Sebelum Henti Jantung, Wajib Waspada!

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Selasa, 28 Okt 2025 20:34 WIB
Dokter Ungkap Gejala yang Muncul Sejam Sebelum Henti Jantung, Wajib Waspada!
Foto: Getty Images/Mvltcelik
Jakarta -

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart - Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, mengatakan kasus kematian jantung mendadak atau cardiac arrest kini tak lagi hanya menyerang usia lanjut. Menurutnya, tren menunjukkan kini semakin banyak kasus yang menimpa kelompok usia muda.

Menurutnya, perubahan gaya hidup menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena henti jantung. Aktivitas fisik yang berkurang, kebiasaan bekerja di depan layar dalam waktu lama, hingga kemudahan memesan makanan secara daring membuat banyak orang terjebak dalam pola hidup sedentari. Kondisi ini meningkatkan risiko gangguan jantung di usia muda.

"Sudah terbukti ya dari beberapa data penelitian. Jadi betul bahwa, ambil contoh misalnya ya, salah satu penyebab kematian jantung mendadak itu adalah serangan jantung," ucap dr Yamin dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi yang serangan jantung aja pun, trennya dulu kan harus rata-rata di atas 40. Sekarang yang di bawah 35 sudah banyak. Tentu banyak faktor. Lifestyle misalnya," lanjutnya lagi.

ADVERTISEMENT

Adapun seseorang yang terkena henti jantung bisa terjadi tanpa gejala ataupun bergejala. dr Yamin mengatakan, satu jam sebelum kematian akibat jantung mendadak, pengidap biasanya mengalami gejala berupa nyeri dada, jantung berdebar, hingga kliyengan atau sensasi pusing.

Jika tidak segera mendapat pertolongan, kondisi tersebut bisa berujung fatal.

"Katakanlah seseorang ya sedang duduk, tiba-tiba dia merasa sakit dada atau berdebar terus dia keliengan. Nah dalam satu jam terus terjadi cardiac arrest di jantung," imbuhnya.

Terlebih, sebagian besar bahkan 90 persen kasus henti jantung kerap kali terjadi di luar rumah sakit, seperti tempat umum, mal, hingga tempat olahraga. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi henti jantung mendadak.

Menurutnya, seseorang perlu dibekali keterampilan dasar seperti resusitasi jantung paru atau Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) untuk menolong atau menangani kondisi out of hospital cardiac arrest sebelum bantuan medis tiba.


"Orang-orang dengan cardiac arrest yang terjadi di luar rumah sakit itu survivalnya cuma 10 persen. Jadi kalau ada 100 orang cardiac arrest cuma 10 yang selamat," imbuhnya lagi.

Halaman 3 dari 2
(suc/suc)
Kematian Jantung Mendadak
9 Konten
Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

Berita Terkait