Gangguan Kepribadian Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) kerap dianggap sekadar sifat seseorang yang suka perhatian. Padahal, kondisi ini merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi cara orang berpikir, berhubungan, hingga memperlakukan orang-orang di sekitarnya.
Dalam istilah medis, NPD adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola perilaku penuh keagungan diri, rasa berhak, dan empati yang rendah. Ini sering terjadi lewat kebutuhan kuat akan kekaguman dan harga diri yang mudah terancam.
Ternyata, seseorang yang NPD bisa dikenali lewat hobi atau hal yang suka dilakukan. Apa saja?
1. Obsesi Menjaga Citra Diri
Orang yang narsistik memiliki obsesi untuk menjaga citra dirinya. Seseorang dengan kondisi ini seringkali mengunggah foto selfie dan membuat hidupnya terlihat jauh lebih baik dari kenyataan.
Berdasarkan riset, orang yang narsistik tidak hanya fokus pada selfie mereka sendiri, tetapi juga sangat kritis terhadap postingan orang lain.
Sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan di Brunel University menemukan bahwa orang yang sering memposting soal kegiatan olahraga memiliki motivasi utama untuk pamer tentang penampilan atau usaha memperbaiki diri, sebagai sebuah bentuk comparative self-enhancement.
2. Suka dengan Orang yang Mau Disuruh-suruh
Ciri selanjutnya adalah kebiasaan mengumpulkan orang-orang yang bisa mereka kendalikan, atau yang akan membela mereka tanpa syarat. Profesor di bidang psikologi Susan Krauss Whitbourne menegaskan narsis mudah marah jika kebutuhan mereka ditolak.
"Seseorang yang narsis hampir tidak punya empati, mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi, dan merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa dari orang-orang di sekitarnya," jelasnya yang dikutip dari Daily Mail.
3. Benci Orang Lain Bahagia dan Suka Ghibah
Salah satu ciri orang dengan NPD adalah suka gosip. Psikolog klinis Seth Meyers mengatakan perilaku tersebut memang selaras dengan ciri umum NPD, yang bisa berakar dari trauma masih kecil.
"Sebagian besar orang narsistik berat kemungkinan pernah terluka secara emosional pada masa perkembangannya yang penting," kata Meyers.
"Karena luka itu membuat mereka merasa tidak diperhatikan, dipermalukan, atau direndahkan. Mereka bereaksi intens dan negatif saat orang lain, terutama yang dekat dengan mereka bahagia, sukses, atau bersinar," tambahnya.
(sao/naf)