Update Korban Bencana Sumatera: 1.016 Meninggal, 212 Orang Masih Hilang

Update Korban Bencana Sumatera: 1.016 Meninggal, 212 Orang Masih Hilang

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 15 Des 2025 07:31 WIB
Update Korban Bencana Sumatera: 1.016 Meninggal, 212 Orang Masih Hilang
Foto: Tangkapan layar - Sejumlah warga melintasi jembatan sementara itu di Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya menuju Aceh Tengah, di Nagan Raya, Kamis (11/12/2025). ANTARA/HO-Tangkapan layar video warga
Jakarta -

Jumlah korban bencana banjir dan longsor di Sumatera terus bertambah. Berdasarkan data 15 Desember 2025, total korban meninggal dunia mencapai 1.016 jiwa, sementara 212 orang masih hilang dan 7.600 orang lainnya mengalami luka-luka.

Lima kabupaten/kota menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa terbanyak adalah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang mencatat angka kematian tertinggi yakni 187 jiwa, disusul Aceh Utara sebanyak 162 jiwa. Sementara itu, Tapanuli Tengah melaporkan 116 kematian, Tapanuli Selatan 86 jiwa, dan Aceh Tamiang mencatat 66 korban meninggal.

Tim pencarian dan pertolongan hingga kini masih terus melakukan upaya evakuasi, terutama di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau dan rawan longsor susulan. Kondisi cuaca yang belum sepenuhnya stabil menjadi salah satu tantangan utama dalam proses pencarian korban hilang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Layanan kesehatan di wilayah terdampak juga menghadapi tantangan serius, khususnya terkait ketersediaan obat-obatan. Pelaksana pelayanan dari RS Kemenkes Adam Malik, dr Ade Rachmat Yudiyanto, SpA(K), mengungkapkan kurang dari 10 persen stok obat lama masih dapat diselamatkan.

"Sebagian besar obat rusak karena terendam lumpur dan berisiko terkontaminasi. Daripada berisiko, lebih baik dibuang. Kita pakai yang benar-benar aman," ujar dr Ade.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, ia memastikan layanan kesehatan tetap berjalan berkat bantuan cepat dari berbagai lembaga. RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang dilaporkan memiliki pasokan obat-obatan yang aman dan mencukupi untuk kebutuhan IGD dan poli darurat.

Kebutuhan obat dipenuhi melalui RS Kemenkes Adam Malik, serta bantuan dari tim Universitas Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI). Bantuan meliputi obat infeksi, analgesik, obat kulit, hingga perbekalan medis dasar yang dibutuhkan dalam penanganan korban pascabanjir. Seluruh stok bantuan langsung didistribusikan ke unit-unit prioritas.

Menurut dr Ade, derasnya aliran bantuan tak lepas dari pemahaman berbagai pihak terhadap kondisi RSUD Aceh Tamiang yang hampir kehilangan seluruh fasilitas farmasi akibat banjir. Tim farmasi rumah sakit pun segera melakukan inventarisasi ulang terhadap obat-obatan yang masuk.

"Dengan pasokan yang tersedia, pelayanan IGD, perawatan inap darurat, dan poli dapat berjalan tanpa gangguan. Tidak ada kasus yang tertunda karena kekurangan obat selama hari pertama," tuturnya.

Ia menambahkan, ketersediaan obat saat ini bahkan lebih dari cukup, meski pengelolaannya tetap dilakukan secara ketat mengingat situasi darurat masih berlangsung. Ruang penyimpanan obat sementara juga telah ditata agar distribusi lebih cepat dan aman dari sisa lumpur.

Halaman 2 dari 2
(naf/naf)

Berita Terkait