Diwanti-wanti Ilmuwan, Ini Tanda Kena 'Brain Rot' gegara Konten TikTok-Reels

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 05 Des 2025 14:02 WIB
Ilustrasi otak. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Konten singkat dan adiktif di media sosial membuat sejumlah pengguna betah berlama-lama scrolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Sayangnya, kebiasaan tersebut bisa mengarah ke 'brain rot'. Istilah kalimat populer yang ditetapkan Oxford University Press sebagai Word of the Year 2024 dengan definisi penurunan kognitif imbas kebiasaan scroll media sosial.

Para pakar menemukan mereka yang terbiasa scroll media sosial tanpa henti, mengalami kecanduan terus menonton video pendek yang berujung mengubah cara kerja otak dan mengganggu cara pengambilan keputusan. Hal ini juga sejalan dengan beberapa riset termasuk yang diterbitkan di jurnal NeuroImage.

Psikolog Artika Mulyaning Tyas, S.Psi, M.Psi, menyebut brain rot memang menyebabkan penurunan kognitif termasuk kemampuan berpikir kritis hingga daya ingat.

Konten yang paling banyak berpengaruh pada kondisi brain rot adalah konten receh seperti lelucon, tantangan ekstrem, dan video pendek lain.

Mengapa Medsos Bisa Picu Kerusakan Otak?

"Media sosial bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, media sosial menyediakan akses informasi dan pendidikan, tetapi di sisi lain, penggunaan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif. Konten yang hanya berfokus pada hiburan instan membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat tanpa tantangan berpikir mendalam," tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Jumat (5/12/2025).

Berikut tiga hal yang terjadi saat seseorang terkena efek brain rot:

Gangguan Kognitif

Penurunan daya ingat dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Kurangnya kemampuan berpikir analitis dan pemecahan masalah.

Gangguan Emosional

Peningkatan stres dan kecemasan akibat paparan informasi yang tidak sehat. Ketergantungan pada media sosial sebagai bentuk pelarian.

Dampak Sosial

Pengurangan interaksi sosial yang bermakna. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik secara efektif melalui komunikasi.




(naf/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork