Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau ketat potensi cuaca ekstrem dalam 24 jam, pasca Bibit Siklon Tropis 91S berada di Samudera Hindia sebelah barat Provinsi Lampung.
BMKG menilai masih ada kemungkinan peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Sumatera. Menurut Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dinamika atmosfer yang aktif saat ini dapat meningkatkan intensitas hujan dengan kategori sedang hingga lebat di beberapa wilayah.
"Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung," jelas Faisal dalam keterangannya Rabu (10/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain hujan lebat, masyarakat juga diimbau mewaspadai tinggi gelombang terutama di Samudra Hindia dari barat Nias hingga selatan Banten, serta perairan Selat Sunda bagian selatan.
Potensi Siklon Rendah, tetapi Efek Cuaca Signifikan
Meski pola atmosfir menunjukkan adanya gangguan, BMKG memastikan potensi 91S berkembang menjadi siklon tropis tergolong rendah. Sistem ini juga kecil kemungkinan memasuki daratan Indonesia.
Kendati demikian, masyarakat di wilayah terdampak diminta tidak mengabaikan potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. "Tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca secara real-time," tegas Faisal.
Bergerak Menjauhi Indonesia
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan 91S diprakirakan mulai bergerak ke arah selatan hingga barat daya pada 11 Desember 2025 siang atau sore hari. Pergerakan ini akan semakin konsisten menjauhi Indonesia pada 12 Desember 2025.
"BMKG pusat dan daerah telah berkoordinasi dengan BNPB serta BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal," ujarnya.
Wilayah Ini Diminta Waspada
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengingatkan masyarakat di pesisir barat hingga selatan Sumatera juga Banten tetap meningkatkan kewaspadaan. Selain hujan lebat dan angin kencang, gelombang tinggi diprediksi akan berdampak pada aktivitas pelayaran, perikanan, hingga transportasi laut.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.











































