Sering Bangun Pagi Beberapa Menit Sebelum Alarm Bunyi? Ada Penjelasan Ilmiahnya

Sering Bangun Pagi Beberapa Menit Sebelum Alarm Bunyi? Ada Penjelasan Ilmiahnya

Averus Kautsar - detikHealth
Minggu, 14 Des 2025 08:00 WIB
Sering Bangun Pagi Beberapa Menit Sebelum Alarm Bunyi? Ada Penjelasan Ilmiahnya
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Pawel Kacperek)
Jakarta -

Pernahkah bangun hanya beberapa menit sebelum alarm pagi berbunyi? Misalnya, alarm disetel pukul 6.00 pagi, tapi entah bagaimana mata sudah terbuka beberapa menit sebelumnya.

Tidak ada tanda-tanda suara, rangsangan dari luar, tapi tubuh seolah sudah tahu kapan waktunya bangun. Bahkan kondisi ini bisa jadi berlangsung sering. Ternyata ini ada kaitannya dengan hormon!

Dalam otak, terdapat sekelompok kecil neuron bernama suprachiasmatic nucleus, yang sering disebut sebagai 'jam utama' tubuh. Neuron-neuron ini berfungsi mengatur waktu dengan mengoordinasikan ritme internal, seperti ritme sirkadian yang mengikuti siklus 24 jam untuk mengendalikan tidur, suhu tubuh, rasa lapar, hingga pencernaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ritme sirkadian memengaruhi kapan kita merasa mengantuk dan kapan merasa waspada setiap hari. Jam utama ini diatur secara alami oleh tubuh, dan wajar jika setiap orang memiliki perbedaan waktu tidur dan bangun yang disukai," ungkap peneliti kesehatan tidur University of the Sunshine Coast, dikutip dari Science Alert, Minggu (14/12/2025).

ADVERTISEMENT

Kebiasaan yang teratur, seperti jam tidur dan bangun, waktu makan, serta olahraga, secara langsung ;melatih' jam utama tubuh agar bisa memprediksi kapan aktivitas-aktivitas tersebut akan terjadi. Kemudian tubuh akan melepaskan hormon yang sesuai.

Misalnya, saat bangun pagi, tubuh mengalami fenomena cortisol awakening response, ketika terjadi lonjakan hormon kortisol yang cukup signifikan. Hormon ini membantu tubuh bersiap menghadapi hari dan merasa lebih bertenaga.

"Pada orang dengan jam bangun yang sangat konsisten dan paparan cahaya pagi yang cukup, jam utama tubuh belajar kapan biasanya mereka bangun. Bahkan jauh sebelum alarm berbunyi, tubuh mulai bersiap," sambungnya mereka.

Tubuh akan mempersiapkan diri dengan meningkatkan suhu tubuh, kadar hormon melatonin (hormon pemicu ngantuk) menurun dan kortisol naik. Saat alarm akhirnya berbunyi, tubuh sebenarnya sudah dalam proses terjaga, ibaratnya seperti 'panggilan bangun' versi hormonal.

Apakah Kondisi Itu Baik atau Buruk?

Menurut peneliti, ini tergantung bagaimana apa yang dirasakan setelah bangun tidur. Apabila terbangun dalam kondisi yang segar, ini pertanda ritme sirkadian bekerja dengan baik. Jam biologis sudah terbiasa dengan rutinitas dan membantu transisi dari tidur ke bangun secara mulus.

Namun, jika setelah bangun yang dirasakan lemas, mengantuk, dan gelisah, maka ini tanda yang kurang baik, karena bukan sebuah ritme yang sehat. Memiliki jadwal tidur dan bangun yang konsisten membantu melatih jam biologis, terutama jika selaras dengan isyarat alami lingkungan, seperti perubahan cahaya dan suhu sepanjang hari.

"Tanpa pola tidur yang teratur, tubuh akan bergantung pada alarm untuk bangun. Akibatnya, Anda bisa terbangun di fase tidur yang lebih dalam dan merasa pusing atau berat, kondisi yang dikenal sebagai sleep inertia," kata mereka.

"Dalam situasi ini, meninjau kembali kebiasaan tidur dan membuat perubahan kecil dapat membantu menyelaraskan ulang jam biologis tubuh, sehingga Anda bisa bangun secara alami dan benar-benar merasa segar," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/up)

Berita Terkait