BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Kamis, 18 Des 2025 13:47 WIB
BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan
Foto: Kepala BPOM Taruna Ikrar terima kunjungan Guangxi Drug Administration (dok. BPOM)
Jakarta -

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), Taruna Ikrar menerima kunjungan resmi delegasi Guangxi Drug Administration dari China. Tujuan dari pertemuan ini adalah memperkuat kemitraan strategis Indonesia-China di bidang pengawasan obat dan makanan.

Taruna menekankan pentingnya komunikasi regulatori yang berkelanjutan untuk mendukung kesehatan serta penguatan industri farmasi yang berdaya saing. Hal ini juga disampaikannya dalam pertemuan dengan Commissioner National Medical Products Administration (NMPA) di Beijing pada bulan November lalu.

"BPOM bersedia untuk memfasilitasi proses registrasi produk sesuai standar nasional, mendukung peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia, berpartisipasi dalam program pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta menyusun work plan bersama dengan Guangxi Drug Administration," sambut Taruna Ikrar pada Selasa (17/12/2025) di Gedung Garuda Kantor BPOM, dikutip dari siaran pers BPOM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Guangxi Medical Produts Administration (GXMPA), Li Yongqiang memaparkan bahwa Guangxi merupakan wilayah dengan posisi strategis sebagai gateway China-ASEAN. Dengan posisi itu, Guangxi relevan untuk menjadi mitra kerja sama dalam hal regulatori dan fasilitator kolaborasi regional.

"Guangxi secara konsisten diposisikan oleh Pemerintah Pusat China sebagai leading region untuk implementasi kerja sama Tiongkok-ASEAN. Kolaborasi antara GXMPA dan BPOM sejalan dengan peran strategis Guangxi tersebut dan mendukung penguatan kerja sama Tiongkok-ASEAN yang berbasis kepercayaan regulatori," ujar Yongqiang.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan, perkembangan sistem regulasi obat dan industri farmasi di Provinsi Guangxi, termasuk penguatan penerapan good manufactuing practices (GMP) telh diselaraskan dengan standar internasional dan langkah China dalam meningkatkan kesiapan menuju Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme. Upaya itu disampaikan sebagai bagian dari komitmen peningkatan mutu dan daya saing industri farmasi Tiongkok di pasar global, termasuk Indonesia.

GXMPA juga mengajukan 5 usulan kerja sama kepada BPOM. Mulai dari fasilitasi aksesproduk farmasi, mulai dari kosmetik Guangxi ke Indonesia sesuai standar BPOM, peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia ke China, partisipasi Indonesia dalam program ASEAN Outstanding Young Scientist/Young Scientist Exchange, keikutsertaan BPOM dalam China-ASEAN Pharmaceutical Cooperation and Development Summit Forum 2026, hingga penyusunan work plan sebagai tindak lanjut kerja sama regulasi obat dan kosmetik Indonesia-Tiongkok.

Taruna menyambut usulan tersebut dengan positif dan terbuka. Dia menyampaikan bahwa pengembangan kerja sama Indonesia-China ke depan akan mencakup beberapa aspek, di antaranya melalui penguatan penelitian bersama, penjajakan kerja sama di bidang uji klinis, pertukaran ahli, serta pengembangan traditional chinese medicine (TCM) dan jamu Indonesia berbasis bukti ilmiah.

"Sejatinya, BPOM mendukung kerja sama yang dapat meningkatkan ketersediaan obat yang aman dan berkualitas bagi masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip perlindungan kesehatan publik dan kepatuhan terhadap regulasi. BPOM siap untuk membuka dialog teknis terkait penguatan GMP dan berbagi pengalaman dalam proses menuju PIC/S sebagai bagian dari peningkatan kapasitas regulatori kedua negara," pungkas Taruna Ikrar

BPOM dan GXMPA sepakat untuk menjalin kerja sama teknis, termasuk di bidang penelitian, uji klinis, pengembangan produk herbal terstandar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan perkuatan dialog regulatori. Audiensi ini diharapkan bisa menjadi landasan bagi kerja sama yang berkelanjutan dengan saling menghormati sistem regulasi di masing-masing negara. Pertemuan tersebut juga menjadi langkah penting untuk memperdalam hubungan kerja sama BPOM dan otoritas regulatori Tiongkok, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam dialog regulasi obat di tingkat kawasan ASEAN.




(elk/suc)

Berita Terkait