Kronologi Wanita Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus 6 Bulan, Berujung Masalah Pankreas

Kronologi Wanita Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus 6 Bulan, Berujung Masalah Pankreas

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 19 Des 2025 18:00 WIB
Kronologi Wanita Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus 6 Bulan, Berujung Masalah Pankreas
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Vladimir Mironov
Jakarta -

Seorang wanita di China menjalani diet ekstrem selama 6 bulan. Ia hanya mengonsumsi ayam dan brokoli rebus.

Wanita 25 tahun itu membagikan perjalanan dietnya. Meski tidak mengonsumsi makanan berlemak dan karbohidrat, tapi sesekali ia makan potongan kecil kentang.

Namun, masalah kesehatan mulai dia alami yang terus diabaikan. Wanita yang tidak disebut namanya itu, seperti wajah tampak kusam, kelelahan, hingga tubuh lemas. Sampai akhirnya ia mengalami kram perut yang hebat, hingga dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Xi'an.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didiagnosis Peradangan Pankreas

Setelah diperiksa dokter, ia didiagnosis mengidap pankreatitis akut berat. Itu merupakan kondisi peradangan pada pankreas yang biasanya terjadi saat enzim pencernaan menyerang jaringan pankreas sendiri.

ADVERTISEMENT

Kondisi tersebut bisa memicu nyeri perut, gangguan pencernaan, hingga komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.

"Kadar amilase dalam serum darahnya mencapai 10 kali lipat dari batas normal, yang merupakan kondisi mengancam nyawa," terang dokter yang melakukan pemeriksaan, dikutip dari The Star.

Amilase merupakan enzim yang diproduksi pankreas dan kelenjar ludah untuk membantu memecah karbohidrat. Penumpukan enzim di pankreas ini yang menyebabkan organ itu, seolah 'mencerna dirinya sendiri' dan peradangan para yang terjadi berujung pada pankreatitis akut.

Penyebab Gejala yang Dikeluhkan

Dokter mengungkapkan gejala yang dialami wanita itu mungkin disebabkan pola makan yang sangat rendah lemak dalam jangka waktu lama. Ia menjelaskan diet yang terlalu hambar atau terlalu rendah kalori.

Mungkin terlihat sehat, tapi sebenarnya dapat mengganggu proses normal pengeluaran enzim pencernaan.

"Mereka yang menurunkan berat badan untuk tetap berada dalam defisit kalori, tetapi sambil mempertahankan pola makan yang seimbang," pungkas dokter.

Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait