Ada Penelitiannya, Keseringan Duduk Bikin Jantung Gampang Kolaps

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 22 Des 2025 07:00 WIB
Foto ilustrasi: Getty Images/Chinnapong
Jakarta -

Sebuah studi terbaru mengungkapkan perilaku kurang gerak atau sedentari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Bahkan pada orang yang sudah rutin berolahraga.

Penelitian ini menunjukkan terlalu banyak duduk berhubungan dengan lonjakan risiko gagal jantung dan kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 40-60 persen.

Temuan tersebut berasal dari peneliti Mass General Brigham (MGB), yang mendapati risiko meningkat signifikan saat perilaku sedentari melebihi 10,6 jam per hari. Dalam penelitian ini, perilaku sedentari didefinisikan sebagai aktivitas saat terjaga dengan pengeluaran energi rendah, seperti duduk atau berbaring, dan tidak termasuk waktu tidur malam.

Para peneliti menekankan memenuhi rekomendasi aktivitas fisik sedang hingga berat saja belum tentu cukup untuk menekankan risiko penyakit jantung, jika seseorang masih menghabiskan terlalu banyak waktu duduk.

Hasil studi ini dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology.

"Banyak dari kita menghabiskan sebagian besar waktu saat terjaga dengan duduk. Meski sudah banyak bukti tentang pentingnya aktivitas fisik, dampak dari terlalu banyak duduk belum sepenuhnya dipahami," kata penulis utama studi, Ezimamaka Ajufo, peneliti kardiologi di Brigham and Women's Hospital.

Ia menjelaskan risiko gaya hidup sedentari tetap ada, bahkan pada orang yang aktif secara fisik.

"Banyak orang yang berpikir olahraga di akhir hari bisa menebus kebiasaan duduk seharian. Tetapi, temuan kami menunjukkan masalahnya lebih kompleks dari itu," terang Ajufo, dikutip dari Harvard Gazette.

Dalam penelitian ini, tim MGB menganalisis data pelacak aktivitas selama satu minggu dari 89.530 peserta kohort prospektif UK Biobank. Penelitian kemudian menilai hubungan antara waktu duduk harian dengan risiko empat penyakit kardiovaskular utama, yakni fibrilasi atrium, serangan jantung, gagal jantung, serta kematian akibat penyakit kardiovaskular.



Simak Video "Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria"


(sao/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork