Seorang pria berusia 38 tahun berujung naas saat membasuh wajah dengan air di pegunungan. Ia mengalami mimisan berulang selama berhari-hari, yang diketahui ternyata seekor lintah yang bersarang di hidungnya.
Kasus langka ini dilaporkan oleh dokter di First Hospital of Hunan University of Chinese Medicine dan dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine. Dalam laporan tersebut, dokter juga menyertakan foto kondisi lintah yang ditemukan di rongga hidung pasien.
Dokter menduga, lintah tersebut masuk ke hidung pria itu saat ia membasuh wajah dengan air dari mata air pegunungan beberapa waktu sebelumnya. Beruntung, parasit tersebut berhasil dikeluarkan menimbulkan komplikasi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mimisan Tak Kunjung Berhenti
Pria tersebut mendatangi klinik THT sekitar 10 hari setelah mengalami mimisan dari lubang hidung kanan. Darah keluar beberapa tetes hampir setiap jam.
Selain itu, lendir yang dikeluarkan saat meludah atau batuk juga bercampur darah. Dari pemeriksaan fisik menunjukkan adanya perdarahan aktif di lubang hidung kanan.
Saat dilakukan endoskopi, dokter menemukan penyebab yang tidak biasa. Seekor lintah yang masih hidup dan menggeliat, berusaha menghindari cahaya alat pemeriksaan.
Diduga Masuk saat di Pegunungan
Sebagian besar spesies lintah hidup di air tawar. Dalam laporan medis disebutkan, sekitar 20 hari sebelum datang ke rumah sakit, pasien sempat mendaki gunung dan membasuh wajah dengan air mata air alami.
Diduga kuat, lintah tersebut masuk bersama aliran air dan menempel di rongga hidung. Dokter menjelaskan, mimisan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi, benda asing, hingga tumor jinak maupun ganas.
Namun, lintah merupakan penyebab yang sangat jarang.
"Lintah di hidung adalah penyebab mimisan yang tidak umum. Faktor risikonya termasuk berenang, mencuci wajah, atau minum air alami yang tidak diolah," tulis tim dokter dalam laporannya.
Berhasil Dikeluarkan Tanpa Komplikasi
Meski terdengar menakutkan, penanganan kasus ini berjalan relatif sederhana. Pasien diberikan anestesi lokal, lalu dokter menggunakan kateter penghisap untuk menarik lintah tersebut keluar secara utuh.
Prosedur berlangsung lancar tanpa efek samping. Pada pemeriksaan lanjutan satu minggu kemudian, pasien dilaporkan tidak mengalami keluhan sisa dan kondisi hidungnya kembali normal.
Kasus ini menjadi pengingat penting agar masyarakat berhati-hati saat menggunakan air alami yang belum diolah. Terutama untuk membilas wajah, berenang, atau dikonsumsi, karena berisiko membawa parasit yang membahayakan kesehatan.











































