Menurut Zulfa, awalnya ia memang merasa baik-baik saja dengan tubuh gemuk. Namun lama-kelamaan ia merasa hal tersebut berbahaya bagi kesehatannya. Dari situ, ia kemudian mencari cara untuk menurunkan berat badan. Berikut kisah lengkapnya, seperti ditulis detikHealth pada Kamis (5/1/2016):
'Big can be beautiful'. Ini adalah prinsip saya dahulu. Tapi kemudian saya menyadari bahwa tubuh gemuk berbahaya bagi kesehatan. Saya kemudian berniat untuk menurunkan berat badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari informasi yang saya dapat, ketofastosis adalah pola hidup tanpa karbohidrat dan gula. Di mana tubuh akan mengganti penggunaan glukosa menggunakan keton yang berasal dari lemak.
Pola hidup ini saya awali dengan fase induksi, di mana saya menggunakan metode Intermitten Fasting. Dengan jendela makan 8 jam, saya puasa dari makanan berat tapi tetap mengonsumsi cairan berupa air putih, kaldu, dan teh hijau). Pada saat berbuka, diutamakan memakan asupan lemak dan protein hewani.
Saya mulai melakukan metode ini pada 1 Mei 2016. Niatnya hanya satu: ingin hidup lebih sehat. Alhamdulillah, Allah SWT memberi bonus penurunan berat badan dan ukuran pakaian saya. Ukuran baju semula 8L jadi 4L, ukuran celana dari 12L jadi 6L, berat badan yang semula 143 kg juga turun menjadi 100 kg.
Perjalanan menuju bobot ideal memang masih jauh, tapi saya menikmati momen ini. Semoga kita semua hidup lebih sehat. Selamat mencoba.
Baca juga: Kegemukan Saat Hamil, Ini Trik Septi Turunkan Bobot 25 Kg Pasca Melahirkan (ajg/vit)











































