Ingin Bobot Ideal? Jangan Percaya 5 Mitos Ini

Ingin Bobot Ideal? Jangan Percaya 5 Mitos Ini

Muamaroh Husnantiya - detikHealth
Jumat, 03 Jan 2014 09:39 WIB
Ingin Bobot Ideal? Jangan Percaya 5 Mitos Ini
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Berat badan yang ideal adalah impian bagi beberapa orang. Selain terlihat menarik, seseorang dengan berat badan ideal juga berpotensi lebih rendah terkena penyakit berbahaya seperti jantung, diabetes, maupun stroke. Namun upaya menurunkan berat badan tak selalu mudah karena banyaknya mitos yang beredar. Jika keliru mempercayai informasi, upaya menurunkan berat badan bisa sia-sia, lho.

Apa saja mitos-mitos paling top yang sering salah dipercayai orang? Menurut Tim Crowe, penulis lepas di Thinking Nutrition yang juga anggota Nutrition Akademic di Deakin University, ada lima mitos mengenai nutrisi dan olahraga untuk yang biasanya dipercayai orang. Apa saja?

Dikutip dari Times of India, Kamis (2/1/2014), inilah lima mitos itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Olahraga membuat nafsu makan bertambah dan bobot naik
Banyak orang mengira bahwa berolahraga untuk menurunkan berat badan adalah upaya yang sia-sia. Sebab setelah olahraga, perut menjadi mudah lapar dan akibatnya kita memakan lebih banyak makanan. Namun hal itu tidak benar.

"Setiap olahraga ringan yang dilakukan dapat membantu menyingkirkan timbunan lemak yang tak diinginkan," ujar Tim. Berdasarkan berbagai penelitian, olahraga adalah cara terbaik untuk membuat tubuh lebih langsing. Kuncinya ialah, semakin banyak bergerak, semakin banyak lemak yang hilang.

2. Makanan berkalori negatif seperti seledri dapat membakar lebih banyak kalori
Istilah 'makanan berkalori negatif' sering menyesatkan. Beberapa ilmuwan mengatakan ada makanan-makanan tertentu yang lebih sulit dicerna tubuh sehingga untuk mencerna makanan itu, tubuh memerlukan energi/kalori yang jumlahnya lebih besar dibanding dengan kalori pada makanan. Alhasil, ketika memakan makanan itu kita akan kehilangan kalori, bukan mendapat kalori.

Namun ujar Tim, makanan berkalori negatif tidaklah benar. Setiap makanan pasti mengandung kalori. "Bahkan sepotong seledri pun mengandung beberapa kilojoule kalori yang berasal dari karbohidrat (jumlah tepatnya 65kJ)," ungkap Tim.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan besarnya hanya 10% dari total kalori dalam makanan. Jadi, tidak mungkin akan menghasilkan kalori negatif. "Jadi, bahkan seledri menambahkan beberapa kilojoule untuk tubuh kita, dan meki jumlahnya kecil, itu jelas bukan angka negatif," tuturnya.

3. Metabolisme lambat adalah penyebab naiknya berat badan
Orang yang gagal menurunkan berat badan sering kali menyalahkan lambatnya metabolisme tubuh mereka. Anggapan itu tidak benar. Pada saat kita beristirahat, tubuh tetap membakar kalori. Dan semakin berat bobot seseorang, metabolisme itu semakin cepat, bukan semakin lambat seperti yang selama ini dipercaya.

Sebab semakin berat bobot tubuh karena lemak, tubuh membutuhkan lebih banyak otot untuk menopang lemak itu. Semakin banyak otot yang dimiliki, semakin cepat pula metabolisme tubuh meski saat istirahat sekali pun. Itulah mengapa susahnya menurunkan berat badan tidak mungkin disebabkan oleh lamabatnya metabolisme tubuh.

4. Harus memilih olahraga pembakar lemak
Beberapa orang percaya bahwa olahraga yang ampuh membakar lemak adalah aerobik. Dan yang paling baik adalah melakukannya dengan intensitas rendah karena persentase lemak yang dibakar akan lebih tinggi.

"Faktanya adalah, Anda harus berolahraga dari tingkat intensitas rendah sampai sedang untuk membakar lemak. Ya, memang benar bahwa tubuh bisa membakar lemak dengan persentase yang leih besar jika aerobik dilakukan dengan intensitas rendah. Tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi, total kalori dan lemak yang dibakar juga lebih tinggi," ungkap Tim.

Ia juga mengungkap bahwa melakukan olahraga dengan intensitas rendah memang membantu menurunkan bobot dan menghilangkan lemak, tapi harus dilakukan dalam periode yang lebih lama. Jadi semakin sering berolahraga, semakin cepat tumpukan lemak itu musanah.

5. Berhenti merokok membuat berat badan naik
Faktanya ialah perokok tidak lebih baik dalam mengontrol berat badan dibanding dengan mereka yang tidak merokok. Fakta lainnya, menurut penelitian, berat badan perokok berat justru lebih mudah naik dibanding perokok ringan. Begitu seseorang mulai merokok, berat mereka juga bisa bertambah sepetrti orang yang tidak merokok, dan bahkan terkadang penambahan itu lebih banyak.

(vta/vta)

Berita Terkait