Tubuh manusia penuh dengan bakteri, yang sebagian besarnya hidup di dalam usus. Bakteri-bakteri ini kebanyakan juga makan apa yang manusia makan, sekaligus mengatur metabolisme dan energi dalam tubuh. Nah, ketika terdapat komposisi yang tak seimbang antara bakteri tersebut, risiko seseorang untuk terkena penyakit bisa meningkat. Termasuk di antaranya penyakit jantung, seperti diungkapkan dalam studi yang dilakukan oleh Cleveland Clinic.
Salah satu 'hasil sampingan' yang diproduksi oleh bakteri dalam sistem pencernaan, trimetilamina N-oksida (TMAO), dihasilkan ketika bakteri usus mencerna karnitin asam amino, yang umum ditemukan dalam produk pangan hewani seperti daging sapi, ikan, ayam, susu, dan keju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi ini menemukan bahwa jika bakteri usus memproduksi TMAO, maka ia akan masuk ke dalam aliran darah dan berisiko menyumbat pembuluh darah arteri. Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan risiko gagal jantung.
"Hasil studi terhadap produksi TMAO ini tidak hanya membantu mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi, tapi juga membantu masyarakat agar bisa membuat pengaturan pola makan yang sehat. Dengan begitu, risiko penyakit jantung pun bisa menurun," tulis salah seorang peneliti yang terlibat, DR W.H Wilson Tang, dikutip dari Journal of the American College of Cardiology, Selasa (28/10/2014).
Untuk penelitian ini, Tang dan rekan-rekannya melakukan pengamatan pada 720 pasien gagal jantung selama lima tahun. Mereka menemukan bahwa angka kematian lebih rendah ketika ada tingkat tinggi peptida natriuretik (senyawa indikasi gagal jantung) dan rendahnya tingkat TMAO, bila dibandingkan dengan pasien yang memiliki tingkat tinggi terhadap keduanya.
Penelitian Tang didasarkan pada sebuah studi sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2013. Di situ ia menemukan bahwa TMAO juga memberikan kontribusi terhadap risiko penyakit jantung dan stroke.
Meskipun demikian, Tang menegaskan hasil penelitiannya bukan berarti melarang seseorang untuk mengonsumsi daging lho. Konsumsi menu daging sebagai sumber protein tetap diperlukan, hanya saja harus diperhatikan jumlahnya. Sebagai informasi, sumber protein juga bisa didapat dari tumbuhan atau nabati, seperti tempe atau tahu.
(ajg/vit)











































