Ya, sebelumnya mereka yang berdiet kebanyakan berasumsi bahwa kalori merupakan patokan penting saat makan. Sehingga selama Anda makan maksimal 2.000 kalori per hari, jenis makanan apapun yang dikonsumsi tak akan menjadi masalah. Padahal tak demikian, kalori juga memiliki jenis yang berbeda dan masing-masing memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh.
Dikutip dari studi baru dalam jurnal Public Health Nutrition, Kamis (4/12/2014), ilmuwan James DiNicolantonio dari St Luke's Hospital menuliskan bahwa menjaga jumlah kalori yang masuk bisa jadi tidak berguna jika Anda tidak memerhatikan efek metabolisme pada makanan tertentu, seperti karbohidrat sederhana dan gula.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, kalori jenis pertama ini dapat menyebabkan lonjakan pada gula darah dan akibatnya tingkat insulin pun naik. Tak bertahan lama, gula darah ini kemudian akan turun lagi dan memicu rasa lapar.
"Faktanya adalah bahwa sebagian kalori memang dapat menekan nafsu makan, sementara kalori lainnya justru bisa memicu rasa lapar," lanjutnya.
Menurut DiNicolatonio, yang terpenting untuk memiliki pola makan yang lebih sehat dan tubuh ramping adalah fokus pada kesehatan metabolisme Anda, bukan dengan menghitung ketat jumlah kalori.
(ajg/up)











































