Studi Ungkap Hawa Dingin di Musim Hujan Bantu Langsingkan Tubuh

Studi Ungkap Hawa Dingin di Musim Hujan Bantu Langsingkan Tubuh

- detikHealth
Selasa, 13 Jan 2015 11:30 WIB
Studi Ungkap Hawa Dingin di Musim Hujan Bantu Langsingkan Tubuh
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Musim hujan mulai datang, hawa dingin pun mulai menyelimuti aktivitas sehari-hari. Nah, bagi Anda yang tengah menjalani program penurunan berat badan, kondisi ini cukup membantu lho. Studi menyebutkan terpapar suhu dingin membantu meningkatkan proses pembakaran kalori.

Studi ini menunjukkan bahwa terpapar suhu dingin atau menggigil membantu tubuh memproduksi zat pembakar lemak, yang dikenal sebagai brown fat. Sebelumnya diketahui brown fat ini hanya dimiliki oleh bayi, namun rupanya orang dewasa juga memilikinya. Bahkan diungkapkan mereka yang memiliki lebih banyak brown fat akan lebih mudah langsing.

Jika white fat diketahui menyimpan energi, maka brown fat dikenal sebagai pembakar energi. Sekitar 50 gram brown fat dapat membakar hingga 300 kalori per hari, jumlah yang sama dari energi yang disimpan oleh 50 gram white fat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengidentifikasi dua hormon yang dipicu oleh dingin, yaitu irisin dan FGF21, dilepaskan dari otot yang menggigil dan brown fat masing-masing. Hormon-hormon ini membakar lemak dan energi tubuh," ujar pemimpin studi tersebut, Dr Paul Lee, dari University of Sydney, Australia, seperti dikutip dari jurnal Cell Metabolism pada Selasa (13/1/2015).

Studi lainnya yang dilakukan oleh ilmuwan asal Belanda, Dr Wouter van Marken Lichtenbelt, juga menyimpulkan hal yang sama. Ia menyebutkan bahwa suhu ruangan yang lebih rendah alias lebih dingin, secara signifikan dapat meningkatkan jumlah kalori yang terbakar, bukannya disimpan sebagai lemak.

Teori dari ilmuwan dari Maastricht University Medical Centre tersebut didapatkan berdasarkan hasil 10 tahun penelitian tentang efek hawa dingin pada metabolisme tubuh manusia. Setidaknya di kalangan dewasa muda dan setengah baya, produksi panas sebagai respons tubuh dalam menghadapi hawa dingin di luar menggunakan 30 persen lebih banyak energi tubuh.

Sebaliknya, dipublikasikan dalam jurnal Trends in Endocrinology & Metabolism para peneliti menyimpulkan bahwa suhu yang terlalu hangat berpotensi membuat sebuah populasi menjadi rentan obesitas.

(ajg/up)

Berita Terkait