Meluruskan hal ini, pakar nutrisi Brad Schoenfeld, PhD, CSCS, menyebutkan bahwa frekuensi makan dalam sehari tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap berat badan. Ia menyebutkan bahwa selama kalori yang dikonsumsi tetap berjumlah sama, maka frekuensinya tak terlalu berpengaruh.
"Tidak ada perbedaan signifikan dalam penurunan berat badan antara orang-orang yang makan dengan frekuensi sedikit dengan mereka yang makannya lebih sering, asalkan jumlah kalori yang mereka konsumsi tetap sama," papar Schoenfeld, seperti dikutip dari Men's Health, Kamis (15/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan oleh Alan Aragon, MS, penulis 'The Lean Muscle Diet', metode pengaturan makan (termasuk untuk porsi dan frekuensi) sangat bergantung pada kemampuan masing-masing individu.
Di samping mengutamakan frekuensi, Schoenfeld justru menyarankan Anda untuk lebih memerhatikan kalori. Bergantung pada berat badan, tinggi badan dan seberapa aktif kegiatan Anda sehari-hari, setidaknya rentang asupan kalori yang tepat adalah 2.000-3.000 kalori per hari.
"Selama Anda tetap konsisten dengan pola makan yang kalorinya sesuai dengan kebutuhan dan berhenti makan junk food, makan dengan frekuensi sedikit atau banyak tetap membuat tubuh Anda bugar," pungkas Aragon.
(ajg/up)











































