Susana R Patton dari University of Kansas Medical Center, Kansas City melakukan penelitian terhadap diet dan pola makan 23 keluarga yang memiliki anak pengidap diabetes tipe 1. Penelitian dilakukan untuk melihat apakah diet sehat yang rendah lemah, tinggi protein dan serat serta kalsium benar-benar menelan biaya lebih besar daripada diet normal.
Baca juga: Sulit Menahan Keinginan Ngemil di Malam Hari? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susana dan timnya membandingkan produk yang dibelanjakan oleh seluruh partisipan. Kategori makanan yang dianggap sehat adalah memiliki serat 4 kali lebih banyak untuk sayur, buah dan gandung serta kadar lemak 1/5 dari total gram pembelian daging sapi atau ayam.
Hasilnya menunjukkan bahwa dengan menu makanan yang biasa-biasa saja, rata-rata satu keluarga mengeluarkan $324 (sekitar Rp 4.322.970) per bulan. Namun di keluarga yang menggunakan diet dan pola makan sehat, pengeluarannya lebih besar, kurang lebih $380 (sekitar Rp 5.070.150).
Hal ini menurut Susana akan menjadi masalah jika ada keluarga dengan penghasilan rendah namun memiliki anak dengan kondisi kesehatan khusus seperti diabetes tipe 1. Keluarga tersebut akan sulit memenuhi kebutuhan makanan sehat karena memang nyatanya lebih mahal.
Ingris Steenhuis dari VU University Amsterdam, Belanda, mengatakan bahwa masalah ini memang terjadi, terutama di negara-negara maju yang kesadaran soal kesehatannya sudah baik. Untuk itu perlu ada solusi yang cermat agar masyarakat tak terbebani hanya karena ingin hidup lebih sehat.
"Mungkin caranya adalah mengatur ulang soal regulasi harga, atau memilih makanan yang sehat tapi tidak mahal. Misalnya dengan membeli buah beku, akan lebih murah daripada membeli buah segar setiap hari," ujarnya.
Baca juga: Mau Turun Berat Badan Tetap Butuh Asupan Lemak Lho, Ini Pilihan Sehatnya (mrs/vit)











































