Dituturkan Prof dr Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, Phd, guru besar Ilmu Gizi di Universitas Andalas, jika mono meals atau mono diet dilakukan dalam waktu lama maka bisa menyebabkan tubuh kekurangan kalsium, zat besi dan mikronutrien lain.
"Dan juga kemungkinan kekurangan protein, akibatnya otot mengecil. Akibatnya jangka pendek kemungkinan anemia, pusing, letih. atau jangka panjangnya penyakit osteoporosis," tutur Prof Indrawaty.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aidan Goggins, seorang blogger yang juga ahli gizi turut memperingatkan konsekuensi dari mono meals. Menurutnya, mono meals tidak sesuai dengan pencernaan dan kesehatan. Dituturkan dia, penyerapan nutrisi yang optimal dalam tubuh bisa dicapai melalui asupan yang beragam.
"Sebagai contoh, Anda bisa makan banyak tomat tetapi Anda hanya akan menyerap jumlah kecil dari likopen (zat yang diyakini sebagai yang paling menguntungkan dalam tomat). Tapi memasak tomat dengan minyak zaitun akan membuat penyerapan likopen meningkat drastis," terang Goggins, seperti dikutip dari Huffington Post.
Terkait fakta ada orang yang mampu menurunkan berat badan dengan mono meals, menurut Goggins ini lebih dikarenakan hasil dari pengurangan asupan kalori secara keseluruhan. Karena itu jika gaya makan ini dihentikan, maka bobot akan kembali seperti sebelumnya. Goggins berpendapat jika pola makan seperti ini dilakukan dalam waktu lama akan memunculkan risiko perubahan metabolisme yang permanen.
Baca juga: Kata Pakar Soal Mono Meals yang Diklaim Bisa Bikin Langsing (vit/up)











































