Bobot Tiba-tiba Menurun Drastis, Begini Dampaknya

Bobot Tiba-tiba Menurun Drastis, Begini Dampaknya

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 04 Mei 2016 12:39 WIB
Bobot Tiba-tiba Menurun Drastis, Begini Dampaknya
Foto: thinkstock
Jakarta - Tak mau repot diet untuk menurunkan berat badan? Pilihan bisa dijatuhkan pada operasi bariatrik atau sedot lemak. Tetapi peneliti mewanti-wanti, penurunan berat badan ekstrem tidak baik juga bagi kesehatan.

Mengapa begitu? Peneliti menemukan, kehilangan banyak bobot secara drastis tetap bisa memicu persoalan karena metabolisme jadi melambat.

Fakta ini didasarkan pada pengamatan terhadap 14 kontestan sebuah reality show di Amerika, enam tahun setelah mereka dinyatakan 'lulus' dari acara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

13 Dari 14 kontestan dilaporkan mengalami perlambatan metabolisme setelah bobotnya berhasil turun drastis. Dan hal ini berakibat pada kenaikan berat badan, seperti terkena efek yoyo. Bahkan empat kontestan di antaranya memiliki bobot yang lebih berat daripada sebelum mengikuti kompetisi.

Hanya ada satu kontestan yang bobotnya tetap turun walaupun metabolismenya melambat. Selain itu juga hanya ada satu kontestan yang mengalami percepatan metabolisme, meskipun kemudian ia menjalani operasi penurunan berat badan selepas acara untuk mengurangi berat di perutnya.

"Jadi memang sulit mempertahankan bobot dalam jangka panjang, sebab butuh perjuangan yang gigih untuk mengimbangi adaptasi metabolik yang terjadi akibat penurunan berat badan," simpul peneliti seperti dilaporkan ABC News.

Baca juga: Olahraga yang Paling Dianjurkan untuk Orang Obesitas

Menanggapi studi ini, sejumlah pakar sepakat bahwa temuan ini bisa membantu menjelaskan bahwa proses penurunan berat badan bukan sekadar soal 'willpower', tetapi juga bergantung pada faktor fisiologis dari yang bersangkutan.

"(Lagipula, red) ketika Anda mencoba diet dengan upaya yang sangat signifikan, Anda sebenarnya tidak bisa menjaga agar gaya hidup seperti itu tetap konsisten," timpal Dr Bartolome Burguera, ahli endokrin dan direktur Obesity Programs at Cleveland Clinic.

Karena, lanjutnya, otak yang bersangkutan selalu mendorongnya untuk kembali melakukan hal yang sama sebelum diet dilakukan.

Di sisi lain, Burguera berpesan, jangan malu atau merasa bersalah karena bobot Anda. Karena yang namanya diet, harus dijalankan secara perlahan-lahan, seperti Anda harus memastikan asupan dan membiasakan diri berolahraga.

Baca juga: Mau Langsing? Yuk Olahraga! Studi Ungkap Banyak Gerak Turunkan Nafsu Makan (lll/vit)

Berita Terkait