Masih Dipercaya, 5 Hoax Diet Ini Justru Bisa Bikin Gemuk Lho

Masih Dipercaya, 5 Hoax Diet Ini Justru Bisa Bikin Gemuk Lho

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Kamis, 09 Feb 2017 20:21 WIB
Masih Dipercaya, 5 Hoax Diet Ini Justru Bisa Bikin Gemuk Lho
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Demi bisa menurunkan berat badan, kebanyakan orang rela melakukan apa saja. Tak heran jika kemudian banyak hoax yang tersebar terkait program penurunan berat badan.

Padahal jika tak jelas kebenarannya, hoax yang tersebar justru bisa menimbulkan masalah pada kesehatan. Termasuk untuk urusan diet, hoax yang keliru bukan tidak mungkin justru bisa membuat berat badan makin naik.

Seperti dirangkum detikHealth, berikut 5 hoax diet yang diam-diam bisa bikin gemuk dan perlu diluruskan:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: 5 Kabar Hoax Soal Anak-anak yang Sempat Hebohkan Dunia Maya

1. 'Makin sedikit makan, makin cepat langsing'

Foto: ilustrasi/thinkstock
Banyak orang mengira tubuh gemuk disebabkan karena makanan saja, sehingga melewatkan makan pun dianggap menjadi cara ampuh untuk menurunkan berat badan. Nyatanya tidak demikian.

Mengurangi asupan kalori terlalu ekstrem justru membuat tubuh kekurangan nutrisi penting. Membiarkan tubuh kelaparan juga memperlambat metabolisme tubuh.

Saat metabolisme drop, Anda akan merasa lelah dan kadar gula darah turun perlahan-lahan. Kondisi ini membuat nafsu makan semakin membesar, sehingga saat tiba waktunya makan, tanpa disadari Anda akan makan lebih banyak dan efeknya berat badan justru akan melonjak naik.

Jika ditimbang, mungkin berat badan Anda sedikit demi sedikit akan turun, namun pakar meyakini ini bukanlah karena penurunan massa lemak melainkan karena tubuh kekurangan air.

2. 'Pilih makanan rendah lemak'

Foto: Thinkstock
Lemak sering dianggap sebagai asupan yang membuat gemuk sehingga perlu dihindari. Padahal nyatanya tak selalu demikian. Hanya karena makanan punya label rendah lemak, bukan berarti jumlah kalorinya sedikit dan bisa dikonsumsi lebih banyak.

Lemak hanya satu dari beragam jenis nutrisi yang bisa menjadi kalori seperti misalnya protein, karbohidrat, dan gula. Suatu jenis kue dengan label 'rendah lemak' misalnya, mungkin saja dibuat dengan susu rendah lemak, namun kalau gula yang dipakainya lebih banyak dari biasa maka jumlah kalori yang ada bisa sama saja atau bahkan lebih. Mengonsumsi makanan rendah lemak tidak otomatis membuat seseorang berarti sudah mengurangi jumlah asupan kalorinya.

3. 'Tidak boleh ngemil'

Foto: thinkstock
Saat Anda sedang ingin menurunkan berat badan, Anda tetap boleh ngemil lho. Ngemil bahkan justru dianjurkan, terutama di sela-sela waktu makan besar, agar nafsu makan dan metabolisme tubuh Anda tetap terjaga.

Meski demikian, Anda tetap perlu memilih jenis camilan yang tepat agar tak 'kebablasan'. Singkirkan camilan berupa cokelat atau kue manis, sebaliknya pilihlah camilan seperti ubi jalar, semangka dan pisang.

4. 'Sarapan banyak agar tak lapar saat siang'

Foto: Thinkstock
Agar tetap kenyang sampai siang dan tidak makan banyak saat jam makan siang, ada anjuran supaya sarapan dengan porsi banyak. Nyatanya saran ini tak terlalu membantu dalam program diet karena malah berisiko memancing orang mengonsumsi lebih banyak kalori.

Studi yang dilakukan peneliti di Jerman pada 280 orang obesitas dan 100 orang normal menunjukkan bahwa sarapan 'besar' berpotensi membuat seseorang menumpuk 400 kalori ekstra. Hal ini disebabkan karena orang-orang sepanjang hari memiliki pola makan yang sama saja terlepas ia sarapan banyak atau tidak.

5. 'Tak perlu makan malam'

Foto: Thinkstock
Agar berat badan cepat turun, orang seringkali dengan sengaja melewatkan waktu makan malam. Faktanya, melewatkan makan malam justru bisa membuat Anda terbangun tengah malam dan sulit tidur lagi karena lapar. Jika tak tertahankan, Anda justru malah akan jadi makan di tengah malam dan hal ini berpicu membuat kenaikan berat badan.

Selain itu, bukan tidak mungkin juga esok paginya Anda akan terbangun dalam kondisi lemas dan sangat lapar karena tak makan malam. Akibatnya, saat sarapan Anda akan kalap dan jadi makan lebih banyak daripada biasanya.

Baca juga: 5 Kabar Hoax Seputar Kanker yang Sering Beredar

Halaman 2 dari 6
Banyak orang mengira tubuh gemuk disebabkan karena makanan saja, sehingga melewatkan makan pun dianggap menjadi cara ampuh untuk menurunkan berat badan. Nyatanya tidak demikian.

Mengurangi asupan kalori terlalu ekstrem justru membuat tubuh kekurangan nutrisi penting. Membiarkan tubuh kelaparan juga memperlambat metabolisme tubuh.

Saat metabolisme drop, Anda akan merasa lelah dan kadar gula darah turun perlahan-lahan. Kondisi ini membuat nafsu makan semakin membesar, sehingga saat tiba waktunya makan, tanpa disadari Anda akan makan lebih banyak dan efeknya berat badan justru akan melonjak naik.

Jika ditimbang, mungkin berat badan Anda sedikit demi sedikit akan turun, namun pakar meyakini ini bukanlah karena penurunan massa lemak melainkan karena tubuh kekurangan air.

Lemak sering dianggap sebagai asupan yang membuat gemuk sehingga perlu dihindari. Padahal nyatanya tak selalu demikian. Hanya karena makanan punya label rendah lemak, bukan berarti jumlah kalorinya sedikit dan bisa dikonsumsi lebih banyak.

Lemak hanya satu dari beragam jenis nutrisi yang bisa menjadi kalori seperti misalnya protein, karbohidrat, dan gula. Suatu jenis kue dengan label 'rendah lemak' misalnya, mungkin saja dibuat dengan susu rendah lemak, namun kalau gula yang dipakainya lebih banyak dari biasa maka jumlah kalori yang ada bisa sama saja atau bahkan lebih. Mengonsumsi makanan rendah lemak tidak otomatis membuat seseorang berarti sudah mengurangi jumlah asupan kalorinya.

Saat Anda sedang ingin menurunkan berat badan, Anda tetap boleh ngemil lho. Ngemil bahkan justru dianjurkan, terutama di sela-sela waktu makan besar, agar nafsu makan dan metabolisme tubuh Anda tetap terjaga.

Meski demikian, Anda tetap perlu memilih jenis camilan yang tepat agar tak 'kebablasan'. Singkirkan camilan berupa cokelat atau kue manis, sebaliknya pilihlah camilan seperti ubi jalar, semangka dan pisang.

Agar tetap kenyang sampai siang dan tidak makan banyak saat jam makan siang, ada anjuran supaya sarapan dengan porsi banyak. Nyatanya saran ini tak terlalu membantu dalam program diet karena malah berisiko memancing orang mengonsumsi lebih banyak kalori.

Studi yang dilakukan peneliti di Jerman pada 280 orang obesitas dan 100 orang normal menunjukkan bahwa sarapan 'besar' berpotensi membuat seseorang menumpuk 400 kalori ekstra. Hal ini disebabkan karena orang-orang sepanjang hari memiliki pola makan yang sama saja terlepas ia sarapan banyak atau tidak.

Agar berat badan cepat turun, orang seringkali dengan sengaja melewatkan waktu makan malam. Faktanya, melewatkan makan malam justru bisa membuat Anda terbangun tengah malam dan sulit tidur lagi karena lapar. Jika tak tertahankan, Anda justru malah akan jadi makan di tengah malam dan hal ini berpicu membuat kenaikan berat badan.

Selain itu, bukan tidak mungkin juga esok paginya Anda akan terbangun dalam kondisi lemas dan sangat lapar karena tak makan malam. Akibatnya, saat sarapan Anda akan kalap dan jadi makan lebih banyak daripada biasanya.

Baca juga: 5 Kabar Hoax Seputar Kanker yang Sering Beredar

(ajg/vit)

Berita Terkait