Kiper Arab Saudi, Abdullah Al-Muaiouf, bahkan tergolong obesitas jika dilihat dari berat badan yang tercantum di daftar yang dirilis FIFA. Dengan tinggi badan 178 cm, indeks massa tubuhnya melampaui angka 30 kg/m2.
Pada orang awam, status overweight dan apalagi obesitas sudah pasti bikin panik. Sedangkan pada atlet seperti Kane dan Al-Muaiouf, perlukah mereka juga melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badannya?
Spesialis olahraga dari RS Mitra Kemayoran, dr Michael Triangto, SpKO, menyebutkan bahwa perhitungan indeks massa tubuh (IMT) tidak bisa hanya dijadikan acuan satu-satunya saja, maka diperlukan perhitungan lainnya agar valid. Terlebih, pada atlet yang dalam kesehariannya tentu sangat bugar.
Sebelumnya kita kenali dulu bagaimana cara menghitung indeks massa tubuh, yakni berat badan kita dibagi dengan tinggi badan kita (dalam meter) yang telah dikuadratkan.
Hasilnya, jika kamu terhitung berada dalam rentang 18,00 hingga 25,00 kg/m2 maka kamu termasuk dalam kategori normal, sementara berada di bawahnya berarti terlalu kurus, di atasnya termasuk kategori kegemukan dan di atas 30,00 termasuk kategori obesitas.
"IMT memang menjadi salah satu parameter yang dipakai seluruh dunia untuk mengukur berat badan ideal. Hanya ada satu kekurangannya, yaitu bilamana kita mendapatkan tinggi badan dan berat yang sama dari orang yang berbeda, misal yang satu gendut yang satu berotot, keluarnya kan tetep sama juga tuh. Nah itu jadinya tidak bisa berpegang pada satu parameter saja pada atlet. Lihat Ade Rai tuh beratnya berapa? Misalnya 90 lah atau nyampe 100, tapi apa dia masuk kategori overweight?" jelas dr Michael.
![]() |
Perhitungan tambahan bagi atlet menurut dr Michael bisa dengan menghitung lingkar perut, di mana untuk pria tidak boleh lebih dari 90 cm dan wanita tidak boleh lebih dari 80 cm. Kemudian mengukur komposisi lemak tubuh, paling mudah dengan cara manual skinfold test atau tes cubit lemak tubuh lalu dicocokkan dengan tabel.
"Lebih mudah lagi dengan mengukur body fat analysis, atau BIA (Bio-Electrical Impedance Analysis), bisa mengukur macam-macam, lemak, otot, cairan tubuh juga bisa. Kalau udah ada 3 hal itu baru bisa tentukan apakah dia termasuk berat badan ideal atau tidak," imbuh dia lagi.
Bio-Electrical Impedance Analysis (BIA) mengukur dengan cara menempelkan elektroda pada salah satu sisi tubuh seseorang yang berbaring, biasanya di bagian tungkai dan tangan. Kini juga ada yang menggunakan sejenis timbangan atau alat yang dipegang di tangan.
dr Michael menyarankan sebaiknya tiap-tiap cabang olahraga memiliki acuan berat badan dan tinggi badan idealnya masing-masing. Misal untuk sepak bola, tentukan tinggi idealnya berapa.
"Jadi ketika merekrut kita tidak hanya melihat skill saja. Meski memang dalam pelaksanaannya tidak mudah, ya kalau tinggi atau berat badannya deket-deket ya bisa," tandasnya.