Ternyata sebuah penelitian menunjukkan manfaat lebih dari sekedar menurunkan berat badan dari diet intermiten. Penelitian yang dilakukan ahli saraf dari Johns Hopkins Medicine, Prof Mark Mattson, PhD ini menemukan bahwa diet intermiten bisa membantu seseorang melawan penyakit dan berumur panjang.
"(Diet intermiten menyebabkan) peningkatan resistensi stres, peningkatan umur panjang, dan penurunan insiden penyakit," tulis Prof Mattson dalam penelitian dikutip dari NY Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Mattson menambahkan, diet intermiten dapat meningkatkan pengaturan gula darah dan memberi efek penekanan yang lebih baik terhadap peradangan dan stres. Diet ini juga bermanfaat untuk kesehatan otak.
Diet intermiten biasanya dilakukan dengan formula 5-2 atau dua hari berpuasa dalam seminggu, 5 hari seperti biasa. Meski ada banyak debat tentang seberapa aman melakukan puasa, banyak dokter menyebut puasa intermiten bukan hanya sebuah diet.
Dengan ini, Prof Mattson berharap diet intermiten dapat menjadi diet yang diwacanakan di tahun 2020 nanti karena memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
(wdw/kna)











































