Sebuah penelitian menunjukan orang yang makan 3,5 jam lebih lambat dari biasanya memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 1,3 unit lebih tinggi dibanding mereka yang bertahan dengan pola makan rutinnya. Gangguan pada jadwal makan normal dapat menyebabkan adanya lemak di sekitar pinggang karena tubuh yang tidak biasa makan di jam itu.
Peneliti asal Universitas Barcelona mengatakan jam biologis manusia yang disebut sistem sirkadian menyiapkan metabolisme pada waktu tertentu. Sel diprogram dengan cara ini sehingga mereka tahu kapan harus menghabiskan energi untuk mengambil atau menggunakan nutrisi tertentu. Namun, metabolisme akan menjadi lamban jika kita memperlambat waktu makan kita dari biasanya dan ini menyebabkan penumpukan lemak di tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan New Scientist, menurunkan IMT sebesar 1,3 unit setara dengan orang yang tingginya 170 cm dan berat 90 kg maka akan turun sebesar 4 kg.
Peneliti utama Maria Fernanda Zerón-Rugerio mengatakan orang yang kelebihan berat badan mungkin bisa mengatur waktu makan rutinnya untuk mengurangi lemak di tubuhnya.
"Misal kamu biasa sarapan jam 7 pagi, tapi di akhir pekan kamu sarapan jam 9. Jam biologismu tidak tahu ini akhir pekan sehingga tubuhmu tetap akan menyiapkan untuk makan jam 7 pagi. Ia akan bingung ketika kamu merubahnya jadi lebih lama," jelasnya, dikutip dari Daily Mail, Jumat (17/1/2020).
Meski akhir pekan sebaiknya kamu tetap makan di waktu bisanya untuk menghindari kenaikan berat badan berlebih. Berolahraga di akhir pekan juga penting untuk menjaga kondisi tubuh, jadi jangan lupa berolahraga ya!
(up/up)











































