Bulan Ramadhan kerap dijadikan momen untuk menurunkan berat badan bagi banyak orang. Selain memang umat Muslim berpuasa selama 14 jam setiap harinya, pola makan yang lebih teratur bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan memangkas berat badan tersebut.
Meski sebelum bulan Ramadhan telah banyak orang yang menjalani program diet, banyak pula yang baru memulai dietnya saat bulan ini tiba. Pasalnya, tujuan menurunkan berat badan memang akan lebih mudah tercapai dengan adanya pola makan lebih teratur selama bulan Ramadhan.
Selain itu, waktu yang dimiliki untuk mengonsumsi makanan juga lebih terbatas di bulan suci ini. Menurut ahli gizi Mochammad Rizal, SGz, ketika berpuasa, lambung akan terbiasa untuk menampung lebih sedikit volume makanan dari biasanya.
Dengan demikian, perut akan terasa lebih cepat kenyang meski hanya mengonsumsi lebih sedikit makanan dibandingkan saat sebelum berpuasa.
"Jadi ketika jam makan dibatesin hanya 10 jam, maka lambung kita hanya bisa terisi dengan volume yang lebih sedikit dibandingkan kita bisa makan sepanjang hari. Nah, ini lah mengapa puasa itu bisa dijadikan momen untuk berat badan," kata Rizal dalam program e-Life 'Puasa Bikin Kurus atau Gemuk?'.
Hanya saja, Rizal menyebutkan bahwa diet selama berpuasa ini bisa menjadi tidak aman apabila diet yang dilakukan terlampau ekstrem. Sebab, diet ekstrem saat berpuasa berisiko menurunkan imunitas tubuh lantaran tubuh kekurangan zat gizi.
"Dalam concern aman (atau tidak), ini kembali lagi dilihat dulu (metode) yang dianut, baik itu ketika puasa atau di luar puasa. Kalau pola makannya terlalu restriktif, terlalu membatasi, kemudian makan sangat super sedikit, super ekstrem, tidak diimbangi dengan gizi seimbang, otomatis ini menjadi tidak aman, ya," jelasnya.
Simak Video "Studi Sebut Diet Rendah Lemak Lebih Efektif Dibandingkan Keto"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)