Fadli Zon Bikin Pangling usai Pangkas BB 32 Kg, Aman Nggak Sih?

Terpopuler Sepekan

Fadli Zon Bikin Pangling usai Pangkas BB 32 Kg, Aman Nggak Sih?

Dinda Zahra - detikHealth
Minggu, 25 Jun 2023 15:29 WIB
Fadli Zon Bikin Pangling usai Pangkas BB 32 Kg, Aman Nggak Sih?
Before-after potret Fadli Zon setelah memangkas berat badan 32 kilogram. (Foto: 20Detik)
Jakarta -

Belakangan ini, politikus Fadli Zon mencuri perhatian publik karena penampilannya yang bikin 'pangling'. Dalam cuitannya di Twitter, mantan Wakil Ketua DRP itu menyebut bahwa dirinya barhasil memangkas berat badannya hingga 32 kg.

"Setelah turun 32 kg, badan terasa ringan," kata Fadli Zon dalam akun Twitter-nya @fadlizon, dilihat detikcom, Rabu (21/6/2023).

Cuitan ini pun dikomentari oleh banyak netizen. Beberapa di antaranya tokoh publik publik seperti Juru Bicara Kementerian Keuangan RI Yustinus Prastowo, Mantan Menteri Kelautan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, hingga politikus Anas Urbaningrum. Tak sedikit pula yang menanyakan tips berhasil menurunkan berat badan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wah hebat...apa rahasianya Pak Ketua? Bagi tips dong," balas akun Prastowo @prastow.

Meski Fadli Zon sendiri tidak membagikan tips dietnya, spesialis gizi dr Johanes Casay Chandrawinata, SpGK, MND, membeberkan fakta-fakta terkait menurunkan berat badan secara drastis.

ADVERTISEMENT

1. Bukan hal mustahil

Menurut dr Johanes, penurunan berat badan drastis seperti yang dilakukan Fadli Zon bukanlah suatu hal yang mustahil. Sebagai dokter gizi, beberapa kali pasien yang ditanganinya sukses menurunkan hingga lebih dari 20 kg.

"Tidak aneh, karena pasien saya dari Januari sampai sekarang sudah turun 40 kilogram," ujar dr Johanes saat dihubungi detikcom, Rabu (21/6/2023).

Ia juga meluruskan, berat badan turun secara drastis dalam waktu singkat tidak selalu menjadi pertanda kondisi kesehatan yang buruk. Cepat lambatnya berat badan seseorang turun dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pola makan, kebiasaan olahraga, konsumsi obat-obatan, serta perilaku disiplin.

"Tergantung, pasien saya tadi dari Januari sampai sekarang sudah turun 40 kilogram, nah itu penurunan berat badannya seminggu itu memang 1-2 kilogram," kata dr Johanes.

"Jadi kalau penurunan berat badan awal, sekitar 4-6 minggu pertama, kalau turunnya bagus, itu nanti ke depan penurunan berat badannya akan banyak," sambungnya.

2. Diet bukan berarti tidak makan

dr Johanes menekankan bahwa diet bukan berarti tidak makan.

"Jangan pikir perut itu dikasih istirahat dengan cara nggak dikasih makan, itu omong kosong. Jangan sampai nanti pasiennya jadi kekurangan gizi. Turun berat badan tapi nanti ada penyakit yang lain," tekannya.

Salah satu indikator penentu keberhasilan diet adalah dengan mencukupkan gizi. Pasalnya, gizi memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

"Jangan sampaipasiennya kena sakit maag, cuma boleh makan berapa jam. Padahalpasiennya sakit maag ya makin parah sakitmaagnya," sambung dr Johanes.

3. Tips diet aman

Ada empat tips diet yang disarankan oleh dr Johanes, di antaranya pola makan, kebiasaan olahraga, konsumsi obat-obatan, serta perilaku disiplin.

Perilaku disiplin ini sangat penting untuk menjaga berat badan agar tidak yoyo atau berat badan naik-turun. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk menaikkan berat badan ke posisi semula.

"Jadi harus ada pola makan yang lebih sehat, lebih rendah kalori, kedua perubahan aktivitas fisik, ketiga perubahan perilaku, dan keempat obat-obatan untuk penurunan berat badan," kata dr Johanes.

Jika menggunakan obat-obatan, hal ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Pengawasan dokter menjadi penting untuk melihat risiko efek samping yang mungkin muncul. Terlebih, jika pasien ternyata memiliki penyakit penyerta (komorbid).

"Kalau bisa obat-obatan tersebut menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kegemukan. Misalnya diabetes, kolesterol, hipertensi nah itu bisa diturunkan faktor risikonya selain menurunkan berat badan," tuturnya.

4. Penurunan berat badan melalui operasi

Selain melalui cara konvensional, penurunan berat badan yang drastis juga bisa dilakukan melalui prosedur operasi. Prosedur ini disebut juga operasi bariatrik yang terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu vertical sleeve gastrectomy (VGS). Prosedur ini memotong sebanyak 80 persen lambung.

"Operasi kegemukan (bariatric surgery) yang populer itu adalah sleeve gastrectomy, itu dilakukan dengan laparoskopi kemudian lambung yang sebelah kiri itu dipotong," ujar dr Johanes.

"Laparoskopi itu operasinya tidak terlalu besar. Jadi pasiennya sudah dioperasi hari ini, besoknya langsung jalan," sambungnya.

Setelah menjalani operasi VGS, seseorang hanya bisa makan dalam porsi kecil. Selain itu, makanan yang dikonsumsi juga harus dikunyah secara perlahan sebelum ditelan.

"Ada efek samping muntah kalau makan kebanyakan, jadi asupan makannya juga langsung berkurang hingga terjadi penurunan berat badan yang signifikan," tutup dr Johanes.

Halaman 2 dari 2
(kna/kna)

Berita Terkait