Dikukus atau Direbus? Sama-sama Sehat, Ini Saran Dokter agak Nutrisinya Tak Berkurang

Dikukus atau Direbus? Sama-sama Sehat, Ini Saran Dokter agak Nutrisinya Tak Berkurang

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 12 Nov 2025 17:32 WIB
Dikukus atau Direbus? Sama-sama Sehat, Ini Saran Dokter agak Nutrisinya Tak Berkurang
Makanan dikukus dan rebus (Foto: detikHealth/Sarah Oktaviani Alam)
Jakarta -

Belakangan ini, tren makan rebusan dan kukusan sedang ramai di media sosial. Banyak orang mulai mengonsumsi ke menu yang lebih sederhana seperti ubi rebus hingga pisang kukus.

Meski metode ini dikenal aman dan menyehatkan, Spesialis Gizi Klinik dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, mengingatkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar nutrisi makanan tetap optimal.

Sebagian besar bahan makanan boleh diolah dengan cara direbus atau dikukus, namun cara dan durasi memasak perlu disesuaikan agar kandungan gizinya tidak banyak berkurang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun bahan yang aman direbus atau dikukus antara lain umbi-umbian seperti ubi, singkong, kentang, dan talas. Singkong harus direbus hingga matang sempurna untuk menghilangkan senyawa sianida alaminya.

Selain itu, lanjutnya, buah seperti pisang dan pepaya, sayuran seperti bayam, wortel, brokoli, dan jagung, serta sumber protein seperti telur, tahu, tempe, ayam, daging sapi tanpa lemak, ikan, dan kacang-kacangan juga termasuk bahan yang cocok diolah dengan metode ini.

ADVERTISEMENT

"Ini semua mempertahankan rasa alami dan nutrisi," ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (12/11/2025).

Lebih lanjut, dr Ardian juga membeberkan beberapa bahan makanan perlu diolah dengan hati-hati, karena kandungan nutrisinya bisa berkurang signifikan jika terkena panas terlalu lama.

Misalnya, seperti sayuran hijau seperti bayam dan brokoli mengandung vitamin C yang sensitif terhadap panas, sehingga bisa hilang hingga 50 hingga 70 persen bila direbus terlalu lama. Untuk menjaga kandungan vitaminnya, sebaiknya sayuran jenis ini dikukus singkat sekitar lima menit saja.

Ia juga mengatakan, buah dan sayuran seperti tomat dan paprika juga sebaiknya tidak direbus terlalu lama. Kandungan vitamin C dan likopen (antioksidan penting untuk kesehatan jantung) dapat berkurang 20 hingga 40 persen jika dimasak terlalu lama.

Sementara itu, metode kukus umumnya hanya menyebabkan sedikit kehilangan nutrisi. Alternatif lainnya, bahan-bahan tersebut bisa juga dikonsumsi mentah untuk mendapatkan manfaat antioksidan secara maksimal.

"Bawang putih, senyawa allicin (antibakteri dan anti-inflamasi) hilang cepat saat dipanaskan; lebih baik dimakan mentah saat kondisi matang atau kukus dengan waktu singkat," lanjutnya.

"Kentang atau wortel mengandung vitamin B mengandung seperti folat bisa larut air hingga 30 persen saat direbus; kukus lebih baik untuk pertahankan vitamin untuk metabolisme energi," sambungnya lagi.

Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

(suc/up)
Tren Rebusan-Kukusan
16 Konten
Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

Berita Terkait