Nama Prof (H.C.UA) Carina Citra Dewi Joe, biasa disapa Prof Carina, mendunia sejak terlibat proyek pengembangan vaksin COVID-19 Oxford AstraZeneca. Atas prestasinya tersebut, ia juga dianugerahi Bintang Jasa Utama Republik Indonesia atas kontribusinya di bidang bioteknologi.
Pertanyaan yang kerap ditujukan pada individu dengan pencapaian luar biasa seperti ini adalah, makannya apa sih?
Fun fact, sebelum berkiprah sebagai Global Biotech Scientist, Prof Carina ternyata pernah menekuni dunia masak memasak. Ia pernah menempuh pendidikan pendidikan commercial cookery masakan Prancis dan bekerja sebagai chef selama 18 bulan. Jadi kalau bicara urusan makan, pastinya nggak sembarangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makan Seimbang, Bukan Berlebihan
Sebagai ilmuwan, kesibukan Prof Carina menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga pola makan. Bekerja lebih dari 18 jam sehari dengan jadwal super padat, Prof Carina terkondisikan untuk memandang makanan secara lebih praktis.
Bagi Prof Carina, pola makan sehat tidak dibangun dari satu jenis makanan tertentu. Prinsip utamanya adalah keseimbangan. Karbohidrat tetap harus ada, namun porsinya dikontrol. Nasi putih misalnya, menurut Prof Carina cukup dua hingga tiga sendok makan. Fokus utama asupan nutrisi justru diarahkan pada protein dan sayur yang kaya serat.
Pola makan Prof Carina ini sejalan dengan Pedoman Gizi Seimbang. Selain itu, protein membantu menjaga massa otot dan menjaga rasa kenyang lebih lama. Sementara serat dari sayuran berperan menjaga kestabilan gula darah, menjaga rasa kenyang serta kesehatan saluran pencernaan. Pola makan sehat ini membuat energi lebih stabil, terutama bagi yang bekerja seharian dan intens seperti Prof Carina.
Suplemen Sebagai Penunjang
Dengan aktivitas yang sangat padat, Prof Carina menyadari tidak semua kebutuhan mikronutrien selalu bisa terpenuhi dari makanan. Karena itu, ia rutin mengonsumsi vitamin C, vitamin B, kalsium, omega-3, dan suplemen lainnya sebagai penunjang. Namun yang menarik, ia menegaskan posisi suplemen hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti makanan.
Konsumsi vitamin dan omega-3 dari makanan (Real Food) memang lebih sehat dan seimbang karena makanan sumber vitamin atau omega-3 juga mengandung nutrisi lain yang juga mendukung kesehatan tubuh. Jadikan makanan sebagai sumber utama nutrisi, sementara suplemen berfungsi mengisi celah ketika asupan harian tidak optimal, terutama pada fase tubuh membutuhkan dukungan ekstra seperti saat kelelahan atau pemulihan kondisi tubuh.
Soal suplemen, Prof Carina tetap masih mempercayakan daya tahan tubuhnya pada herba. Jahe menjadi salah satu minuman herbal yang rutin dikonsumsi untuk membantu menghangatkan tubuh dan menjaga kebugaran. Penerapan ini menunjukkan kalau sehat tidak selalu harus dari hal kompleks. Kombinasi sains modern dan kebiasaan tradisional justru bisa saling melengkapi.
Bubur Ayam sebagai Comfort Food
Di samping sumber nutrisi, bubur ayam menjadi salah satu comfort food yang kerap dipilih Prof Carina. Selain mudah dikonsumsi, makanan ini juga memiliki nilai emosional karena mengingatkannya pada Indonesia, sesuatu yang tidak selalu mudah ditemukan saat berada di luar negeri. Dalam kondisi tertentu, makanan seperti ini memberi rasa nyaman tanpa perlu diolah secara berlebihan.
Untuk mengatasi rasa lapar ringan, Prof Carina lebih sering memilih buah. Pepaya ternyata menjadi cemilan favorit ketika berada di Indonesia, sementara di Australia ia memilih pisang atau nektarin, dan di Inggris memilih apel serta jeruk. Pilihan buah ini membuat asupan kalori tetap ringan, membantu rasa kenyang bertahan lebih lama, sekaligus memberi tambahan serat, vitamin, dan cairan yang dibutuhkan tubuh dalam aktivitas sehari-hari.
Masih Doyan Gorengan
Soal junk food, Prof Carina nggak kaku-kaku amat. Gorengan masih menjadi makanan yang ia sukai, namun ia menyadari konsumsinya perlu dibatasi karena proses pengolahan berperan besar dalam menentukan dampaknya bagi tubuh.
Dalam keseharian, metode memasak seperti merebus atau mengukus lebih dianjurkan karena lebih rendah kalori dan tidak menambah asupan lemak berlebih. Cara ini membantu menjaga kualitas makanan agar tubuh terhindar dari risiko penyakit degeneratif.
Pesan tersebut menjadi relevan mengingat latar pengalaman Prof Carina di dunia kuliner sebagai chef. Teknik memasak tidak hanya berpengaruh pada cita rasa, tetapi juga menentukan kandungan gizi akhir yang sampai ke tubuh, terutama terkait lemak, vitamin yang sensitif panas, serta kepadatan energi dari makanan yang dikonsumsi.
Tidur Cukup dan Resep Sehat Lainnya
Tips sehat lainnya dari Prof Carina terdengar sangat sederhana yaitu tidur yang cukup enam hingga tujuh jam sehari, konsumsi makanan bergizi, dan membatasi makanan tinggi lemak. Tidak ada formula rumit, tidak ada tren ekstrem. Justru konsistensi pada hal-hal sederhana itulah yang menopang performa seorang ilmuwan di panggung global.
Dari dapur masakan Prancis hingga laboratorium bioteknologi dunia, perjalanan Prof Carina menunjukkan satu hal penting. Pola dan pilihan makan bukan sekadar soal tren, tetapi tentang kesadaran, keseimbangan, serta cara menikmati dan memilih makanan tanpa berlebihan.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(mal/up)











































