Ada Urea dalam Pembuatan Nata de Coco, Apa sih Fungsinya?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut nata de coco sebagai produk pangan dari bahan air kelapa, yang menggunakan starter bakteri Acetobacter xylinum. Foto: thinkstock

Bakteri tersebut akan mengubah glukosa atau gula dalam air kelapa, menjadi lembaran-lembaran selulosa berwarna putih dengan tekstur kenyal. Foto: thinkstock

Untuk bisa menghasilkan nata de coco, bakteri Acetobacter xylinum butuh asupan nutrisi berupa unsur nitrogen. Ilustrasi: Istimewa

Nah, salah satu sumber nitrogen yang paling mudah ditemukan adalah pupuk ZA (Zwavelzure Amoniak) dengan rumus kimia (NH4)2S04, dan Urea dengan rumus kimia CH4N2O. Foto ilustrasi: Yakub Mulyono

Dalam proses pembuatan nata de coco, fungsi pupuk urea dan ZA termasuk sebagai bahan penolong. Lebih tepatnya, sebagai nutrisi untuk mikroba (microbial nutrients). Foto: Istimewa

Dalam proses selanjutnya, pupuk ini akan dihilangkan lewat beberapa proses pencucian. Foto: Thinkstock

BPOM juga menyebut bahwa pupuk urea dan ZA yang digunakan adalah jenis food grade. Penggunaan bahan yang non food grade dikhawatirkan memicu cemaran logam berat. Foto: thinkstock

Sementara itu, Prof Zullies Ikawati dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada mengutip Food and Drug Administration menyebut ZA termasuk bahan pangan yang aman. Bahan ini sering dipakai sebagai pengatur keasaman dalam makanan, dan menguatkan adonan tepung dalam pembuatan roti. Foto: Getty Images

Jika tertelan atau terhirup, amonium akan dimetabolisme di hati menjadi urea dan dibuang melalui urine. Foto: ilustrasi/thinkstock

Penggunaan ZA atau urea jenis food grade, menurutnya terkendala masalah harga. Akhirnya, para petani nata de coco menggunakan pupuk yang bagi orang awam memang memberikan persepsi 'mengerikan'. Ilustrasi pupuk palsu: Hasan Alhabshy