Jakarta - Chairul Ichwan, penyandang disabilitas, memberikan pelajaran sangat berharga. Keterbatasan fisik bukan alasan untuk berpangku tangan dan menanti belas kasihan.
Foto Health
Pantang Berpangku Tangan, Barista Ini Berjuang Meski Cuma Punya Satu Kaki
Ichwan kehilangan kakinya karena kecelakaan. Ia juga sempat koma karena kecelakaan tersebut. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Kehilangan kaki membuatnya sempat terpuruk. Susah cari kerja setelah diberhentikan dari tempat kerjanya yang terdahulu. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Berbagai cara ia lakukan untuk bertahan hidup tanpa belas kasihan. Mulai dari jaga parkir hingga beternak ikan cupang. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Hingga akhirnya ia bergabung dengan kedai kopi milik Cokisela Christian Tobing. Di situ ia menjadi barista, bekerja mulai pukul 15.00 WIB selama 8 jam setiap hari. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Di hari Minggu, Ichwan tetap bertugas menjaga parkir di GKPI Bekasi. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Melihat kerja keras Ichwan, Coki tak ragu mengajak Ichwan bekerja sebagai baristanya. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Coki membantah mempekerjakan penyandang disabilitas demi sensasi. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Bahkan hasil penjualan kopi di kedai ini disumbangkan bagi anak-anak yang membutuhkan. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Menurut Ichwan, tak semua teman-teman disabilitas hanya mengandalkan belas kasihan orang lain untuk bertahan hidup. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Keterbatasan fisik memang tak seharusnya jadi halangan. Sepantasnya semua punya kesempatan yang sama untuk bisa hidup mandiri. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)











































