Lebak - Menembus pegunungan di pedalaman Suku Baduy menjadi tantangan tersendiri bagi bidan untuk memberikan pelayanan imunisasi balita dan ibunya. Begini potretnya.
Picture Story of The Week
Berjuang Menembus Pegunungan Demi Imunisasi Suku Baduy

Menempuh jarak puluhan kilometer dan menembus wilayah pegunungan di pedalaman Suku Baduy, menjadi hal biasa yang harus dilakukan para bidan untuk memberikan pelayanan imunisasi bagi balita dan ibunya di sana.
Sebanyak 17 bidan dari Puskesmas Cisimeut, Lebak, Banten, mesti rela berkeliling mengunjungi rumah-rumah di 67 perkampungan Suku Baduy dalam melaksanakan layanan imunisasi yang diselenggarakan setiap sebulan sekali untuk mendukung program Indonesia Sehat.
Hal itu dilakukan karena masih minimnya kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi warga Suku Badui khususnya bagi balita. Meskipun kegiatan imunisasi sudah dilakukan oleh tim Puskesmas Cisimeut sejak tahun 1997, namun karena akses warga yang sangat jauh dari pusat pelayanan kesehatan membuat sebagian warga masih memilih berobat ke paraji atau dukun.
Ketika pelaksanaan imunisasi tersebut, Puskesmas Cisimeut menargetkan 157 balita di sana, namun ternyata hanya 17 balita yang bisa diimunisasi.
Hal tersebut, menjadi tantangan bagi para bidan karena tidak mudah mengajak mereka agar bersedia ikut program imunisasi bagi balita untuk berbagai macam vaksin seperti campak-rubella, polio, dan pentavalen.
Selain beralasan karena jauh dan takut jarum suntik, banyak diantara mereka juga masih memiliki kekhawatiran akan dampak buruk vaksin dalam tubuh, masih mempercayai nasihat orang tuanya dalam merawat anak dan mempercayakan penanganan kesehatan pada dukun.
Meski demikian, tim kesehatan terus berupaya mengajak ibu dan anak Suku Badui untuk mengikuti program Indonesia Sehat tersebut.
Bahkan para bidan harus melaksanakan imunisasi pada malam hari demi bisa bertemu warga di rumahnya ketika sedang beristirahat.
Sebelum adanya program imunisasi dan layanan kesehatan ke kampung-kampung tersebut, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) jauh lebih banyak karena minimnya pelayanan kesehatan di Baduy waktu itu.
Seorang ibu Suku Baduy menunjukkan obat penurun panas yang diberikan bidan seusai mengikuti pelayanan imunisasi di Kampung Pamoean.
Bidan memeriksa bayi Suku Baduy yang baru lahir saat pelayanan imunisasi di Kampung Kaduketug.
Kepala Puskesmas Cisimeut Dede Herdiansyah mengatakan AKI dan AKB di Suku Baduy terbanyak pernah terjadi di tahun 2019 yaitu 12 kasus, diantaranya 4 orang ibu serta 8 bayi yang meninggal. Pada tahun 2020 ada 2 kasus akibat persalinan yang dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan bidan.
Bidan menunjukan perlengkapan dan peralatan imunisasi di Posyandu Cisimeut.