Bangladesh - Bangladesh tengah bergulat dengan wabah DBD terburuk yang pernah ada. Bahkan tercatat 1.476 orang meninggal akibat wabah penyakit tersebut.
Foto Health
Terburuk! Lebih dari 1.000 Orang Meninggal Gegara DBD di Bangladesh
Anak-anak berlari saat operasi fumigasi yang diadakan oleh Dhaka City Corporation di Dhaka, Bangladesh, Minggu (12/11/2023).
Meningkatnya suhu dan musim hujan yang lebih panjang di Bangladesh karena perubahan iklim memberikan kondisi perkembangbiakan yang ideal bagi nyamuk penyebar demam berdarah.
Dilaporkan Bangladesh tengah bergulat dengan wabah penyakit virus demam berdarah terburuk yang pernah ada. Dilansir dari Reuters, data resmi menunjukkan, jumlah kematian akibat wabah di Bangladesh pada tahun 2023 adalah 1.476 orang pada 12 November, dengan 291.832 orang terinfeksi.
Rumah sakit telah berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien di negara berpenduduk padat di Asia Selatan tersebut.
Jumlah kematian tahun ini lebih dari lima kali lipat dibandingkan tahun 2022, ketika Bangladesh mencatat 281 kematian terkait demam berdarah, dan merupakan angka kematian paling mematikan sejak pihak berwenang mulai melacak kematian tersebut pada tahun 2000.
Kabirul Bashar, seorang ahli entomologi dan profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar di Bangladesh, telah menghabiskan sebagian besar karirnya mempelajari nyamuk dan mengatakan dia belum pernah melihat wabah separah ini selama 25 tahun penelitiannya.
Demam berdarah umum terjadi di Asia Selatan selama musim hujan bulan Juni hingga September karena nyamuk Aedes aegypti, yang menyebarkan penyakit ini, tumbuh subur di air yang tergenang.
Nyamuk jenis ini biasanya berkembang biak di air bersih dan mencari makan di siang hari, menularkan penyakit yang juga dikenal sebagai "demam patah tulang" karena nyeri otot dan sendi parah yang ditimbulkannya.
Kebanyakan orang yang terkena demam berdarah tidak menunjukkan gejala, sehingga jumlah kasusnya mungkin jauh lebih tinggi dibandingkan angka yang dilaporkan.
Tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus mengobati demam berdarah, namun deteksi dini dan perawatan medis yang tepat dapat mengurangi kematian hingga kurang dari 1% dari mereka yang terinfeksi, kata para ahli. Rumah sakit di Bangladesh dipenuhi pasien karena kekurangan cairan infus, yang sangat penting untuk menangani kasus-kasus parah.











































