Hai Orang Tua, Sesekali Biarkan Anak Alami Kegagalan Tak Masalah Kok

Hai Orang Tua, Sesekali Biarkan Anak Alami Kegagalan Tak Masalah Kok

Sharon Natalia - detikHealth
Jumat, 16 Okt 2015 18:35 WIB
Hai Orang Tua, Sesekali Biarkan Anak Alami Kegagalan Tak Masalah Kok
Foto: Thinkstock
Jakarta - Ketika mempelajari sesuatu, seorang anak bisa mengalami kegagalan. Nah, saat si kecil merasa bosan dan menyerah dengan usahanya, mereka berpotensi untuk berhenti dan enggan melakukan usahanya tersebut. Kondisi tersebut nyatanya memiliki nilai positif ataupun negatif.

Seperti diungkapkan penulis buku 'Grit to Great: How Perseverance, Passion and Pluck Take You From Ordinary to Extraordinary', Robin Koval, cara berhenti melakukan usaha seperti itu bisa menjadi bentuk agresifitas seseorang ketika mengembangkan karirnya. Namun, bukan tak mungkin jika cara itu justru membuat anak nantinya terbiasa mencari jalan 'aman' ketika menghadapi masalah.

"Pandangan orang tua yang tidak membiarkan anaknya gagal akan melahirkan anak-anak dengan mental yang lemah. Selain itu, anak juga kemungkinan tidak dapat bertahan ketika masalah kehidupan datang dan menerpa mereka," tutur Koval seperti dikutip dari CNN pada Jumat (16/10/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Tak Selalu Salah Asuh, Anak Suka Mengamuk Juga Bisa karena Gen

Koval bahkan memiliki pengalaman ketika ia dilarang sang istri untuk mengajari putri mereka bersepeda. Meski tak tega, namun 'pembiaran' seperti itu nyatanya bisa membuat sang putri mahir bersepeda. Dari situlah, Koval beranggapan tidak masalah jika orang tua membiarkan anak jatuh dan gagal sesekali. Sebab, kegagalan yang dialami mereka akan menjadi pelajaran yang diingat nantinya.

Lantas, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk 'mencetak' anak yang tahu arti kegagalan, ketabahan hati, dan memiliki semangat pantang menyerah? Sehingga mereka bisa menghadapi setiap masalah dalam hidup. Nah, berikut ini empat hal yang bisa dilakukan:

1. Biasakan anak mengerjakan tugasnya sendiri

Foto: Thinkstock
Saat bangun di pagi hari sebelum beraktivitas, biarkan anak melakukan hal yang memang menjadi kewajibannya. Salah satunya yakni merapikan tempat tidurnya. Dengan begini, anak juga bisa diajari bertanggung jawab dan harus melaksanakan kewajibannya.

Kemudian, misalkan anak hendak pergi kemping atau sekadar menginap di tempat sanak saudara, biarkan ia belajar menyiapkan keperluannya sendiri. Dengan begitu, anak bisa belajar mandiri dan tak selalu tergantung opada orang tua.

2. Dukung anak untuk menyelesaikan masalah kecil

Foto: Thinkstock
Ketika anak menghadapi suatu masalah, biarkan dulu mereka berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya sendiri. Baru ketika dianggap anak benar-benar kesulitan, ayah atau ibu bisa mencoba membantu mereka menemukan alternatif menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

3. Puji usahanya, bukan hasil akhirnya

Foto: Thinkstock
Ketika anak melakukan suatu hal, pujilah usaha yang dilakukannya. Dengan pujian, anak merasa jerih payahnya dihargai dan ia bisa makin semangat dalam melakukan hal tersebut.

4. Sesekali biarkan anak alami kegagalan

Foto: Thinkstock
Sesekali, anak boleh-boleh saja mengalami kegagalan. Pastinya untuk hal yang masih bisa ditoleransi. Misalnya, anak gagal menjadi juara kelas atau mendapat nilai 100 dalam ujiannya. Menurut Koval, membiarkan anak gagal merupakan salah satu cara agar mereka bisa belajar tentang ketabahan hati.

"Hal tersebut juga dapat membuat Anak menemukan hal yang mereka sukai dan berhasil dilakukannya. Dengan prinsip tersebut, anak bisa makin terpacu dan bersemangat," tutur Koval.
Halaman 2 dari 5
Saat bangun di pagi hari sebelum beraktivitas, biarkan anak melakukan hal yang memang menjadi kewajibannya. Salah satunya yakni merapikan tempat tidurnya. Dengan begini, anak juga bisa diajari bertanggung jawab dan harus melaksanakan kewajibannya.

Kemudian, misalkan anak hendak pergi kemping atau sekadar menginap di tempat sanak saudara, biarkan ia belajar menyiapkan keperluannya sendiri. Dengan begitu, anak bisa belajar mandiri dan tak selalu tergantung opada orang tua.

Ketika anak menghadapi suatu masalah, biarkan dulu mereka berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan caranya sendiri. Baru ketika dianggap anak benar-benar kesulitan, ayah atau ibu bisa mencoba membantu mereka menemukan alternatif menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Ketika anak melakukan suatu hal, pujilah usaha yang dilakukannya. Dengan pujian, anak merasa jerih payahnya dihargai dan ia bisa makin semangat dalam melakukan hal tersebut.

Sesekali, anak boleh-boleh saja mengalami kegagalan. Pastinya untuk hal yang masih bisa ditoleransi. Misalnya, anak gagal menjadi juara kelas atau mendapat nilai 100 dalam ujiannya. Menurut Koval, membiarkan anak gagal merupakan salah satu cara agar mereka bisa belajar tentang ketabahan hati.

"Hal tersebut juga dapat membuat Anak menemukan hal yang mereka sukai dan berhasil dilakukannya. Dengan prinsip tersebut, anak bisa makin terpacu dan bersemangat," tutur Koval.

(rdn/rdn)

Berita Terkait