Gawatnya Sindrom Menolak Kehamilan

Gawatnya Sindrom Menolak Kehamilan

- detikHealth
Rabu, 04 Agu 2010 10:03 WIB
Gawatnya Sindrom Menolak Kehamilan
Paris - Tidak semua perempuan gembira dengan kehamilannya. Tak sedikit perempuan yang menderita sindrom menolak kehamilan (Pregnancy Denial Syndrome) yang membenci kondisi hamilnya, yang bisa berbuntut pada perilaku nekat.

Sindrom menolak kehamilan adalah kondisi seorang perempuan menolak untuk percaya atau tidak menyadari bahwa dirinya hamil, terkadang kondisi ini bisa terjadi hingga saat melahirkan.

Ketika seseorang akan melahirkan cenderung mengartikan rasa sakitnya sebagai kram menstruasi yang parah atau rasa ingin buang air besar. Perempuan dengan sindrom selalu meyakinkan diri dan otaknya bahwa dirinya tidak hamil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya kondisi ini dialami oleh seseorang yang memang diketahui memiliki gangguan mental, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosisnya.

Kondisi ini memang bisa mencengangkan banyak orang karena jarang si ibu nekat membunuh bayinya yang baru lahir karena kondisi kejiwaannya yang selalu menolak dia hamil.

Kasus seperti ini diduga dialami oleh Dominique Cottrez (45 tahun) perempuan asal Prancis yang membunuh delapan bayinya yang baru lahir.

Saat ini perempuan tersebut tengah dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah memiliki sindrom menolak kehamilan atau tidak. Karena sindrom ini bisa saja digunakan sebagai pertahanan bagi seseorang agar terbebas dari jeratan hukum.

"Sebagian besar perempuan tidak menyadari kondisi ini dan kasus ini adalah salah satu penderitaan psikologis," ujar Sophie Marinopoulos, seorang psikiater dari Nantes maternity hospital di Perancis Barat, seperti dikutip dari AFP, Rabu (4/8/2010).

Para ahli menuturkan sindrom ini dibedakan menjadi tiga jenis berbeda, yaitu:

  1. Pervasive denial, yaitu kondisi yang tidak hanya karena faktor emosional tapi juga kurangnya kesadaran dari diri sendiri.
  2. Psychotic denial, yaitu kehamilan yang terjadi pada perempuan dengan penyakit mental yang berat dan kadang kondisi ini diperparah dengan adanya kekerasan.
  3. Arrective denial, yaitu seseorang yang secara intelektual menyadari kondisi kehamilannya tapi terus berpikir, merasa dan perilaku seolah-olah dirinya tidak hamil.

Pada ketiga jenis ini adanya perubahan berat badan, payudara dan bahkan rasa sakit akibat kontraksi selalu disalahartikan atau diartikan berbeda oleh pikiran perempuan tersebut. Dalam hal ini kemungkinan anggota keluarga yang lain juga tidak melihat adanya perubahan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Susan Hatters Friedman dan rekan dari Case Western Reserve University di Ohio menunjukkan rata-rata kasus menolak kehamilan terjadi pada 1 dari 500 kehamilan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1998-2003 di rumah sakit universitas dan telah diterbitkan dalam Psychosomatic Medicine.

(ver/ir)

Berita Terkait