3 Kunci Kedekatan Orang Tua dan Anak: Sensitif, Responsif, dan Konsisten

3 Kunci Kedekatan Orang Tua dan Anak: Sensitif, Responsif, dan Konsisten

- detikHealth
Senin, 16 Mar 2015 19:05 WIB
3 Kunci Kedekatan Orang Tua dan Anak: Sensitif, Responsif, dan Konsisten
Jakarta - Bonding atau kelekatan antara anak dan orang tua memegang peranan penting untuk tumbuh kembang anak yang optimal, selain pemenuhan gizi seimbang dan stimulasi. Untuk menjalin kedekatan dengan anak pun ada beberapa kunci yang sudah seharusnya dilakukan oleh orang tua.

Dijelaskan psikolog anak Rini Hildayani MSi, orang tua yang sensitif, responsif, dan konsisten bisa membentuk secure attachment dengan buah hatinya. Ketika secure attachment ini terjadi, ada kedekatan emosional anak dengan orang tuanya dalam waktu lama.

"Kemudian ada kecenderungan anak ini ingin selalu dekat dengan orang tuanya. Sebaliknya, ketika orang tua tidak sensitif pada tanda yang diungkapkan anak, juga tidak responsif terhadap kebutuhan anak terus menerus, anak bisa stres," tutur Rini dalam Talk Show Happy Tummy Council 'Saluran Çerna Sehat, Bekal Anak Cerdas' di Mandarin Oriental Hotel, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (16/3/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsisten juga dibutuhkan misalnya ketika anak menangis maka orang tua selalu menanyakan dulu apa sebab si kecil menangis. Atau saat anak berhasil melakukan sesuatu, ayah dan ibu selalu memberi pujian. Selain sensitif, responsif, dan konsisten, ada cara lain yang bisa dilakukan ayah dan ibu agar kedekatakan mereka dengan buah hati terbentuk dengan baik. Caranya, masukkan unsur sentuhan seperti mengelus, membelai, memijat, bahkan kegiatan sederhana seperti menggendong anak.

Baca juga: Alami Tanda-Tanda Ini, Bisa Jadi Anak sedang Depresi

Wanita yang aktif di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menambahkan menggendong juga bisa membuat fisik anak lebih rileks dan nyaman karena saat digendong, ibu atau ayah akan menyentuh anak, kemudian ada unsur suara, skin to skin contact, 'bau' ayah atau ibu, kontak mata, serta eskpresi hangat penuh kasih sayang yang meningkatkan secure attachment.

"Bayi misalnya kan belum bisa bicara, komunikasi dia dengan nangis. Kalau ibu sensitif, dia tahu tangisan bayi berbeda saat lapar, popok basah, atau takut. Kalau tahu itu, responsnya tepat sehingga cepat menciptakan rasa nyaman," imbuh Rini.

Dengan adanya secure attachment, anak bisa merasa aman di semua kesempatan, terutama ketika mereka sedang bersama orang tuanya. Mereka juga tidak mudah stres. Rini mengingatkan, sebagai orang tua sudah sepatutnya ayah dan ibu menyediakan waktu berkualitas termasuk saat anak sedang makan, orang tua bisa hadir sepenuhnya, dan tidak diganggu dengan hal lain, misalnya gadget.

Baca juga: Diberi ASI Perah, Ini Triknya Agar 'Ikatan' Ibu dan Bayi Tetap Terjaga

"Komunikasi juga dengan efektif. Saat makan, anak nggak mau, itu bahasa anak untuk mengungkapkan sesuatu, orang tua diharap bisa menterjemahkan, jangan langsung ancam anak atau marah," pungkas Rini.

(rdn/vta)

Berita Terkait