"Kebiasaan makan sambil jalan-jalan seharusnya tidak dibenarkan karena sebetulnya saat anak dibawa jalan-jalan dan saat makan itu dia tidak tahu kalau sedang makan. Yang dia tahu saat itu dia sedang melihat hal lain di sekitar atau temannya," kata psikolog anak Rini Hildayani MSi, Psychologist.
Rini menerangkan ada beberapa prinsip pengasuhan, yang juga diterapkan dalam konteks kegiatan makan. Pertama, anak harus dilibatkan dalam kegiatan yang sedang dia lakukan. Misalnya saat makan, sudah seharusnya anak tahu kalau saat itu memang ia sedang makan. Dikatakan Rini, biasanya orang tua mengajak anak jalan-jalan, nonton tv, atau main gadget sambil makan supaya makan anak habis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia sampaikan di sela-sela Talk Show Happy Tummy Council 'Saluran Çerna Sehat, Bekal Anak Cerdas' di Mandarin Oriental Hotel, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (16/3/2015). Untuk mengasah kognitif anak, ibu bisa mengajari bentuk masing-masing makanan.
Baca juga: Dokter Gigi Sebut Biskuit Baik untuk Merangsang Pertumbuhan Gigi Balita
Prinsip pengasuhan anak lainnya yakni orang tua harus menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak di mana ada interaksi dengan anak ketika melakukan suatu kegiatan. Lalu, lakukan komunikasi yang efektif dengan anak. Menghargai anak juga penting diterapkan dalam pengasuhan anak.
"Kadang orang tua bikin makanan anak dicampur semua, bikin saja, tapi nggak pernah dicobain. Kalau kita udah ngerasa itu makanan nggak enak, masa mau dikasik ke anak. Pas mau makan anak nggak hanya diangkat atau disuruh duduk terus dikasih makan. Harusnya ada izin, 'ayo makan dulu Dek' misalnya, anak kan bukan barang," papar wanita yang juga aktif di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
Orang tua juga perlu jujur dengan perasaannya. Semisal saat anak tidak mau makan, telusuri perasaan dan ungkapkan pada anak dengan bahasa anak-anak. Menurut Rini, kalimat 'kalau adik nggak mau makan ibu sedih deh, udah dibuatin masakan ini juga nggak mau. Nanti kalau nggak makan bisa sakit' bisa digunakan.
"Bukan marah tapi kita jelaskan perasaan kita dan komunikasikan. Lalu orang tua perlu jadi model untuk anak dan beri kesempatan anak memecahkan sesuatu sendiri, ketika anak buka botol nggak bisa, dia minta bukain, kita coba aja longgarkan sedikit baru dia bisa buka sehingga anak ada usahanya sendiri. Jangan langsung anak 'disuapi'," kata Rini.
Jangan lupa ciptakan rasa aman dan nyaman serta kepercayaan anak pada orang tua. Caranya dengan menjadi orang tua yang sensitif, responsif, dan konsisten. Sebab, ketidakonsistenan justru akan membuat anak bingung. Utamakan juga kualitas perkembangan anak yang dicapai pada masanya.
Baca juga: Bayi Mulai MPASI, Ini Makanan Padat Pertama yang Dianjurkan
(rdn/vta)











































