"Apakah kalau anemia sudah pasti cuma karena kekurangan zat besi? Belum tentu, walaupun memang yang paling sering karena itu," ujar dr Trevino A. Pakasi, MS, PhD, dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UI, dalam acara 'Changing a Child's Life: The Importance of Fortification', yang diadakan di Hotel Double Tree, Jl Pegangsaan Timur, Jakarta, Senin (11/5/2015).
Menurut dr Trevino, penyebab anemia pada anak ada beberapa. Selain karena kekurangan zat besi, penyebab lainnya adalah karena infeksi kecacingan atau bakteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian kecil sekali juga karena faktor genetik seperti thalassemia. Yang pasti harus dicek dulu penyebabnya? Diintervensi secara spesifik. Kalau ternyata masalahnya karena infeksi cacing, ya diobati," tuturnya.
Pada anak-anak, anemia atau kurang darah bisa mempengaruhi prestasi belajar. Kurangnya aliran darah menyebabkan suplai oksigen ke otak juga berkurang sehingga anak lebih susah konsentrasi saat belajar.
Jika tidak segera ditangani dengan tepat, maka anemia pada anak akan berdampak negatif. Di antaranya penurunan kognitif dan anak mudah terkena infeksi. Dalam melakukan aktiitas fisik, kebugaran anak juga terpengaruh sehingga sering menyebabkan anak mudah pingsan saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya.
Yang pasti, jangan terburu-buru memberikan vitamin atau suplemen penambah zat besi. Karena upaya ini tidak akan banyak berguna bila penyebab sesungguhnya tidak diatasi terlebih dahulu.
Baca juga: Tak Cuma Obat, Overdosis Suplemen Vitamin Juga Bisa Berefek Buruk
(ajg/vit)











































