"Maka dari itu perlu komitmen dan kesepakatan di awal. Misalnya, sepakat untuk mengakhiri menyusui saat anak 2 tahun. Maka, saat usia anak akan memasuki 2 tahun kita kasih tau anaknya kalau dia harus berhenti untuk menyusui," Jelas Nia Umar, Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), saat berbincang di sela-sela rangkaian acara AIMI BFF 2015, Sabtu (19/12/2015).
Baca juga: Membersihkan Puting Saat Hamil untuk Persiapan Menyusui, Perlukah?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nia tidak menganjurkan para ibu mengolesi payudaranya dengan minyak kayu putih, jamu-jamuan, atau olesan lainnya yang membuat anak semakin tidak nyaman. Beberapa ibu memang sengaka mengoleskan bahan tertentu yang membuat rasa puting dan payudaranya tidak enak, sehingga anaknya tak lagi merengek untuk minta menyusu.
"Jangan dibohonginlah. Anak kecil tahu kalau dia itu dibohongin. Lebih baik dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi menyusui saja. Misalnya minggu pertama sesi menyusui pada siang hari dikurangi. Lalu, minggu kedua ditambah lagi hingga anak berhenti menyusui," kata Nia yang juga penulis buku 'Multitasking Breastfeeding Mama'.
Baca juga: Adakah Pengaruh Pengencangan Payudara dengan Produksi ASI?
Menyapih bukanlah proses untuk memisahkan hubungan antara ibu dan anak, baik secara fisik maupun emosi. Namun, menyapih adalah fase perkembangan yang harus dijalani anak. Justru karena cinta orang tua, anak harus melewati fase iniuntuk menghadapi fase perkembangan selanjutnya. Karena itu menyapih harus dilakukan saat anak sudah cukup matang.
Ingat, proses ini harus dilakukan secara bertahap. Apabila dilakukan secara tiba-tiba bisa didapati beberapa efek samping seperti payudara bengkak, juga perasaan sedih dan merana. (vit/vit)











































