Kalung yang yang diberi nama Khushi Baby (bayi ceria) ini dikenakan anak-anak di Rajasthan, sebuah kota di pedalaman India. Pada kalung bertali hitam itu tergantung sebuah liontin plastik yang sekilas memang tampak sepele. Namun di dalamnya tersimpan sebuah chip komputer yang berisi rekam medis si anak, terutama catatan vaksinasi mereka, berikut rekam medis sang ibu.
Namun ketika butuh diakses, chip ini dapat terhubung langsung dengan ponsel pintar atau tablet, sehingga tak hanya memudahkan petugas untuk terus memantau kesehatan si anak meski posisi mereka di pedalaman, bahkan secara real-time, tetapi juga dapat diakses oleh otoritas yang lebih tinggi, terutama Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Imunisasi Juga Pernah Ditolak di India
Salah satu kegunaan spesifik dari kalung ini adalah petugas kesehatan takkan mengalami kebingungan bila ada kesamaan nama, tempat tinggal, atau umur anak. Sebab setiap anak memiliki datanya masing-masing, dan tidak mungkin tertukar. Ambil contoh seorang bayi bernama Guddia Damur (8 bulan).
Guddia adalah panggilan sayang untuk bayi yang baru lahir di India. Tetapi karena penduduk India tidak mencatatkan kelahiran bayinya, nama ini menjadi sangat umum. Bila saja otoritas Rajasthan menggunakan sistem pencatatan di buku, mungkin masalah jadi makin rumit.
"Untungnya ada alat ini. Petugas selalu bisa mengakses datanya saat itu juga. Kalung itu juga membantu mengingatkan saya kapan imunisasi Guddia berikutnya," kata sang ibu, Babli.
Menariknya, saat mendesain Khushi Baby, perancangnya juga meminta pertimbangan kepada ibu-ibu setempat. Pada akhirnya kalung itu dibuat mirip dengan kalung tradisional yang dikenakan pada bayi di India, yaitu 'tabeez', yang selama ini dipercaya dapat melindungi si anak dari godaan setan.
"Jadi kalung ini memiliki signifikansi budaya sehingga mudah diterima di tengah masyarakat. Apalagi harganya murah, tahan air dan dapat diubah ke bentuk lain seperti gelang," ungkap Mohammed Shahnawaz seperti dikutip dari BBC, Senin (29/2/2016).
Shahnawaz merancang kalung ini bersama sejumlah teman-temannya di Yale University pada tahun 2013. Sejak saat itu, ia berhasil mengumpulkan sumbangan hingga 350.000 dollar AS untuk mengembangkannya, dan mengenalkannya secara luas, dengan menggandeng lembaga swadaya masyarakat setempat.
Sejauh ini, sistem yang dikembangkan Shahnawaz telah menyimpan data sekitar 1.500 bayi di penjuru Rajasthan, dan laporan awal menunjukkan keberadaan kalung ini telah meningkatkan angka vaksinasi di sana.
Sekali nama anak dan ibunya terekam dalam sistem, maka kalung itu secara otomatis akan mengingatkan tentang pentingnya vaksinasi dan kapan seorang anak harus divaksinasi. Bahkan bahasa yang digunakan untuk memberikan peringatan tersebut juga disesuaikan dengan dialek masing-masing daerah.
Di akhir tahun ini diharapkan kalung ini dapat menjangkau 5.000 bayi di penjuru India, bahkan bisa menjadi semacam 'paspor kesehatan' untuk seluruh anak di sana.
Baca juga: Cara-cara Mengurangi Stres Pada Anak yang Akan Disuntik Vaksin (lll/ajg)