"Memberi anak hadiah uang sebagai bentuk apresiasi prestasinya, itu big no," tegas psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, MPsi saat berbincang dengan detikHealth, Senin (16/5/2016).
Ratih beralasan, uang bukan dalam porsinya sebagai bentuk reward. Uang merupakan nilai tukar dan jika diberikan sebagai bentuk hadiah, bisa mengubah pandangan anak terhadap uang tersebut. Akibatnya, anak bisa menggampangkan ketika ia hendak mendapatkan uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, ketika dirasa dia mau mendapat uang, anak merasa cukup dengan mendapat nilai yang bagus. Sebaliknya, jika orang tua ingin memberi hadiah pada anak berupa barang, boleh-boleh saja. Tapi, Ratih mengingatkan beri barang yang memang sesuai dengan kebutuhan anak, bukan keinginannya. Apalagi barang berupa gadget amat disarankan diberi pada anak ketika mereka berusia 13 tahun.
Jika memberi barang yang diinginkan anak, maka prioritas anak ke depannya bukan lagi mendapat nilai yang baik demi meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi demi mendapat hadiah yang ia inginkan. Lagipula, bentuk apresiasi pada anak tak melulu harus berupa barang atau hadiah berupa materi lho.
"Bisa berupa pelukan, pujian. Bahasa cinta itu kan macam-macam ya. Support untuk anak saat ujian juga bisa dengan ibu cuti sehari pas anaknya ujian. Si ibu nemenin anaknya belajar, mengawasi anaknya belajar, itu bentuk support yang luar biasa lho," tutur wanita berkerudung ini.
Baca juga: Dukung Prestasi Anak, Ini Pentingnya Edukasi Gizi di Usia Sekolah (rdn/vit)











































