Hal lainnya misalnya ketika si anak membandingkan kehidupan sehari-harinya dengan teman-temannya, lantas menuntut mendapatkan perlakuan yang sama seperti temannya. "Si A nggak pernah disuruh cuci piring dan nyapu, cuma belajar dan main aja. Aku juga nggak mau cuci piring dan menyapu." Saat anak bersikap begini, apa yang Anda lakukan?
Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, ketika anak menuntut mendapatkan hal-hal seperti teman-temannya, tetapi orang tua tidak bisa memenuhinya, maka yang bisa dilakukan adalah dengan memberi penjelasan yang masuk ke logika anak. Misalnya terkait anak yang tidak bisa selalu jalan-jalan ke luar kota saat liburan, bisa dijelaskan bahwa orang tua memiliki keterbatasan biaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hindari Cara Komunikasi Negatif Agar Anak Tak Tumbuh dalam Karakter Negatif
"Sampaikan juga ke anak bahwa setiap rumah atau keluarga punya kebiasaan yang berbeda-beda, ada sistem yang berbeda," imbuh Ratih.
Ajak anak untuk berdiskusi, misalnya ketika ada temannya yang tidak punya tugas membantu pekerjaan rumah mencuci piring dan menyapu, mungkin karena teman tersebut punya tugas yang lain. Atau mungkin di rumah teman tersebut banyak asisten rumah tangga yang sudah melakukan semua pekerjaan rumah.
Akan tetapi anak perlu mendapat pemahaman bahwa membagi pekerjaan rumah tangga ke seisi penghuni rumah merupakan cara untuk bekerja sama dan melatih kemandirian. Bagaimanapun kemampuan ini akan berguna dalam kehidupan anak di masa mendatang.
"Untuk menghindari anak yang menuntut mendapatkan yang sama dengan teman-temannya, sejak dini ditanamkan value. Bahwa value itu beda-beda, namun orang tua akan memenuhi apa yang anak butuhkan dan bukan semua yang anak inginkan. Kalau sampai anak seperti itu (terlalu banyak menuntut) mungkin ada yang luput (untuk dijelaskan dan ditanamkan)," papar Ratih.
Baca juga: Si Kecil Selalu Minta Dibelikan Mainan? Begini Menyikapinya
(vit/up)











































