Gangguan pemusatan perhatian yang sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) ini merupakan gangguan yang ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi. Sehingga, rentang perhatian anak sangat singkat waktunya.
Biasanya, gangguan ini terjadi disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Jika diabaikan, kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat belajar kan mereka sulit konsentrasi ya, jadi begitu ada suara televisi atau ada suara anjing misalnya, itu belajarnya bisa langsung ditinggalkan," tutur dr Dharmawan dalam seminar 'Deteksi Dini ADHD pada Anak' yang diselenggarakan di Ciputra Medical Center, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Sabtu (11/2/2017).
Baca juga: Membedakan Anak ADHD dengan Anak Aktif Pada Umumnya
Selain itu, umumnya anak dengan ADHD juga mudah lupa dan sering kehilangan benda, tampak seperti tidak mendengarkan saat dijelaskan sesuatu, dan tidak teliti.
Anak ADHD dengan hiperaktif juga cenderung gelisah dan tidak bisa diam saat berada di dalam kelas. Dibandingkan duduk diam mendengarkan guru, mereka lebih senang berlarian di kelas. Mereka juga cenderung suka berbicara dan tak ragu untuk mengajak orang asing berkenalan.
"Mereka jadi aktif kan, tidak bisa diam. Kalau diam malah jadi mengantuk," imbuh dr Dharmawan.
Namun untuk memastikan apakah seorang anak benar mengalami ADHD atau tidak, orang tua dianjurkan untuk lebih peka dan mau memeriksakan anak ke dokter. Sebab menurut dr Dharmawan, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis ADHD dengan tes-tes tertentu.
"Dengan diagnosis dini dan penanganan tepat, anak dengan ADHD akan menjadi lebih terkendali dan bisa beradaptasi dengan lebih baik dibandingkan tanpa pengobatan," sambungnya.
Baca juga: Memahami Anak yang Aktif dan Seolah Tidak Bisa Diam
(ajg/rdn)











































