Sebuah studi baru mengungkapkan, anak yang kurang tidur akan cenderung tumbuh menjadi anak dengan gangguan perilaku, utamanya di sekolah maupun di lingkungan sosialnya.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan Massachusetts General Hospital dengan menggunakan data dari sebuah studi berskala besar yang melibatkan ibu dan anak. Dalam sesi wawancara, tiap ibu diminta menjawab pertanyaan tentang perkembangan anak-anak mereka di usia 6 bulan, 3 tahun dan 7 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, para ibu dan guru tersebut melihat ada keterkaitan yang kuat antara kurang tidur dan penurunan fungsi anak-anak ini, apalagi para guru.
Mereka mencatat adanya masalah perilaku dalam bentuk anak kurang fokus, hiperaktif, mudah cemas, depresi, sering bermasalah dengan teman-temannya, agresif dan berulang kali melanggar aturan di sekolah.
Baca juga: Saat Anak Tidur Mendengkur, Ini yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Namun peneliti melihat kecenderungan seperti ini lebih banyak ditemukan pada anak dari keluarga dengan tingkat pendapatan rendah atau anak dari ibu yang berpendidikan rendah.
Kurang tidur pada anak-anak di sini juga dihubungkan dengan faktor-faktor lain seperti lamanya menonton TV, tingginya BMI (indeks massa tubuh) dan ras tertentu, dalam hal ini Afro-Amerika.
Meski demikian peneliti mengatakan, orang tua dapat mengenali adanya persoalan ini sejak dini sehingga dapat mengantisipasi atau bahkan menghentikan munculnya potensi masalah.
Peneliti pun mengeluarkan rekomendasi lama tidur yang dibutuhkan anak berdasarkan usianya:
- 12 jam atau lebih untuk anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun
- 11 jam atau lebih untuk anak berusia 3-4 tahun
- 10 jam atau lebih untuk anak berusia 5-7 tahun
"Cukup tidaknya lama tidur anak ketika masih bayi terbukti dapat memprediksi bagaimana pola tidurnya di kemudian hari, sehingga penting bagi orang tua untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur mereka sejak dini," pesan ketua tim peneliti, Elsie Taveras seperti dilaporkan Psych Central.
Baca juga: 4 Hal Penting Soal Tidur Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua
Ironisnya, penelitian yang dilakukan Dr Harriet Hiscock dari Murdoch Childrens Research Institute, Melbourne mengungkapkan saat pertama kali masuk sekolah, sebagian anak yang berisiko mengalami gangguan tidur. Gangguannya beragam, mulai dari susah tidur, mimpi buruk, atau kurang tidur karena anak sering terbangun tengah malam.
Peneliti menduga ini terjadi karena anak masih kaget dengan perubahan pola hidup mereka, sejak berangkat tidur, lalu harus bangun pagi, mandi dan pergi ke sekolah.
Teori lain, anak mengalami 'sleep onset association disorder' yang biasanya dirasakan anak-anak yang diam-diam merasa gelisah, yang kemungkinan erat kaitannya dengan hari-hari pertamanya di sekolah. (lll/vit)











































