Hal tersebut disampaikan oleh pakar laktasi dari Sentra Laktasi Indonesia (SELASI), dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, dalam workshop jurnalis 'Infant and Young Child Feeding' yang diadakan di Intercontinental MidPlaza Jakarta, Rabu (22/3/2017).
"Menyusui itu bukan untuk bayi saja, tapi juga ibu. Salah satunya menurunkan risiko kanker payudara," tutur dr Utami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk setiap tahun seorang ibu menyusui, risiko terkena kanker payudara pun menurun hingga 6 persen. Hal serupa juga pernah dituliskan dalam jurnal International Journal of Cancer.
Bagi bayi itu sendiri, diberikan ASI memberikan segudang manfaat yang sangat penting. Pakar nutrisi dari UNICEF, Sri Soekotjo, menjelaskan bahwa mendapatkan ASI membuat risiko anak untuk terkena diare dan pneumonia menurun. ASI juga disebutkan dapat menurunkan risiko anak kelak terkena obesitas dan diabetes. "Semakin lama disusui (ASI -red), semakin baik," imbuhnya.
Ya, mendapatkan ASI lebih lama diasosiasikan dengan tingkat intelektualitas yang lebih tinggi, yakni rata-rata sebanyak tiga poin IQ. Hal ini diyakini dapat berdampak pada prestasi sekolah yang meningkat pada anak. Di Indonesia, sekitar 5.377 kematian anak di bawah usia 2 tahun juga diperkirakan dapat dicegah setiap tahunnya dengan pemberian ASI.
Baca juga: Supaya ASI Tetap Lancar Meski Bekerja, Begini Saran Pakar Laktasi (ajg/up)











































