Demikian disampaikan oleh dokter gigi sekaligus founder dari Vatsalya Dental, India, Dr Srivats Bharadwaj, seperti dikutip dari Times of India. Menurut Bharadwaj, menanammkan kebiasaan-kebiasaan terkait kesehatan gigi dan mulut seharusnya dimulai sejak kecil.
"Namun orang tua justru kebanyakan berpikir bahwa gigi susu tak perlu terlalu diperhatikan. Gigi susu dianggap akan tanggal dan pasti akan tergantikan oleh gigi permanen. Maka dari itu, kesehatan gigi susu pun tak perlu dipikirkan. Ini keliru," tutur Bharadwaj.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan bahwa dasar utama dari gigi yang sehat, rapi dan kuat justru dimulai dari gigi susu, bukan dari gigi permanen. Ketika gigi susu tak dirawat dan dibiarkan rusak, maka seterusnya pertumbuhan gigi bisa menjadi terganggu.
"Gigi susu juga merupakan panduan bagi gigi permanen untuk memiliki posisi tumbuh yang tepat. Keberadaan gigi susu memfasilitasi pertumbuhan yang lebih kuat dari rahang, sehingga menghindari gigi tumbuh 'berantakan'. Jika gigi susu rusak, gigi permanen berisiko tumbuh tak seperti yang seharusnya. Gigi permanen juga berisiko menjadi lebih rentan rusak," imbuhnya.
Selain risiko secara fisik, gigi susu yang rusak dan tak terawat juga dapat menimbulkan efek psikologis seperti kurangnya rasa percaya diri. Ketika hal tersebut terjadi, umumnya akan sulit bagi seorang anak untuk membangun kembali kepercayaan dirinya.
Maka dari itu, perawatan gigi susu pada anak dinilai penting. Untuk memulai perawatan yang tepat, orang tua dianjurkan untuk rutin membawa buah hatinya ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.
Baca juga: Alasan Kenapa Makin Banyak Orang Memerlukan Kawat Gigi
(ajg/vit)











































