Ahli Nutrisi Peringatkan Bahaya Diet Vegan untuk Si Kecil

Ahli Nutrisi Peringatkan Bahaya Diet Vegan untuk Si Kecil

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 12 Mei 2017 12:34 WIB
Ahli Nutrisi Peringatkan Bahaya Diet Vegan untuk Si Kecil
Foto: thinkstock
Jakarta - Di sejumlah negara maju seperti Inggris dan AS, para orang tua sedang keranjingan menerapkan pola makan ala vegetarian kepada buah hati mereka. Tetapi apakah ini cocok untuk anak-anak?

Sejumlah selebriti kenamaan dunia seperti Gwyneth Paltrow, Madonna dan Alicia Silverstone pun mengaku melakukan hal yang sama terhadap anak-anak mereka. Ini juga didasari fakta bahwa ibu-ibu cantik ini memang vegetarian.

Kebetulan atau tidak, anak-anak yang mengadaptasi pola makan vegan cenderung 'lebih kurus' daripada yang dibiasakan makan daging. Namun seorang ahli nutrisi bernama Prof Mary Fewtrell dari University College London mewanti-wanti jika pola makan semacam ini tidak menyehatkan bagi anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulit untuk memastikan anak-anak mendapatkan pola makan yang seimbang dan menyehatkan, sedangkan vegan berarti tidak seimbang. Itu artinya bisa muncul risiko yang luar biasa, bahkan hingga memicu kematian," katanya seperti dilaporkan Metro.

Apa saja bahayanya? Fewtrell mengemukakan, diet vegan identik dengan ketiadaan sejumlah nutrisi penting seperti vitamin B12, kalsium, seng dan protein.

"Kekurangan vitamin B12 itu adalah bahaya terbesar karena dapat memberikan efek mengerikan bagi otak, sistem saraf dan darah anak," tuturnya saat berbicara dalam konferensi European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) baru-baru ini.

Asupan protein yang terlalu sedikit juga bisa memicu stunting, sebaliknya kebanyakan serat membuat anak terlalu cepat kenyang tetapi di sisi lain mereka akan terbiasa tidak mendapatkan seluruh nutrisi yang dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak.

Baca juga: Diberi Makan Diet Vegan Tanpa Konsultasi Dokter, Bocah 14 Bulan Ini Malnutrisi

Dalam kesempatan yang sama, Prof Myriam Van Winckel mengungkapkan, makin ketat suatu pola makan diterapkan ke anak, makin besar pula kemungkinan mereka untuk mengalami defisiensi. Sedangkan dari pengamatannya sejauh ini, tingkat defisiensi tertinggi terlihat pada anak-anak vegan.

"Tak hanya itu, pada ibu-ibu vegan yang menyusui anaknya, mereka bisa saja memicu defisiensi vitamin B12 pada buah hatinya karena sedari awal ibu mereka tak memiliki nutrisi ini dalam tubuhnya (yang kemudian 'ditularkan' lewat ASI -red), bahkan ketika si ibu tidak memperlihatkan gejala defisiensi itu sendiri," paparnya.

Begitu pula dengan susu pengganti seperti susu almond atau susu kedelai, karena pada dasarnya nilai nutrisinya jauh di bawah susu yang sebenarnya, bahkan mereka tak layak disebut susu, tetapi hanya minuman biasa saja. Kondisi ini dapat memicu penyakit tulang yang dikaitkan dengan tingginya konsumsi susu kedelai yang juga rendah kalsium.

Bagi mereka, pola makan vegan sebenarnya bisa saja aman bagi anak-anak jika didahului dengan konsultasi dengan dokter atau ahli nutrisi dan tidak memberikan batasan yang terlalu ketat untuk asupannya. Artinya orang tua masih memberikan susu atau telur, selain sayur dan buah saja.

Baca juga: Orang Tua di Italia Terancam Dibui Jika Paksa Anak Lakukan Diet Vegan (lll/ajg)

Berita Terkait