"Jadi embrio dari saluran telur berjalan melalui saluran telur kemudian masuk ke dalam rongga rahim dan menempel di dalam rahim. Saat embrio menempel di dalam rahim harus membuat plasenta yang harus dibuat secara kimiawi. Jadi sel-sel yang muda kalau dia berdarah, ada dua efek, dia terus hidup atau mati," jelas dr Nurwansyah, SpOG.
Hal itu disampaikan dr Nur dalam Talkshow Breastfeeding Fair 'Persiapan Menyusui Selama Kehamilan' di West Mall Grand Indonesia, dan ditulis pada Senin (21/10/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika sampai terjadi keguguran dan janin sudah bisa keluar di rumah, tetap lakukan USG guna mengetahui ada sisa apa enggak. Kalau nggak ada sisa ya enggak kuret nggak apa-apa," kata dr Nur.
Kalau ada sisa harus dilakukan kuret, karena jika tidak, bisa menimbulkan risiko kanker atau berdarah terus menerus hingga sulit hamil. Kalau sudah diterapi dokter, dr Nur menyarankan si ibu untuk segera hamil.
"Kalau bulan depan sudah menstruasi, itu sudah pulih jangan nunggu tiga sampai enam bulan, itu paradigma lama. Makan makanan yang sehat, mau olahraga juga boleh, enggak ada masalah," pungkas dr Nur.
Berbicara mengenai hamil kosong, menurut dr Nur hal itu 99 persen disebabkan karena kromosom yang tidak bagus. Kromosom tidak bagus bisa karena faktor keturunan atau kebetulan tidak bagus.
(vta/vit)











































