Scientia Professor of Psychiatry di University of NSW, Gordon Parker mengatakan saat mengalami baby blues, ibu bisa merasa bersalah, cemas, dan bad mood. Tapi jika mengalami PND, ibu bisa merasa ketakutan bahwa depresi yang ia alami sebelum atau saat mengandung bisa menyebabkan renggangnya hubungan dia dengan buah hatinya.
"Ketika ibu depresi selama beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah melahirkan kemungkinan disembuhkannya masih besar. Hanya agak sulit ketika sebelum-sebelumnya dia pernah depresi sehingga saat mengalami depresi pasca melahirkan, ketakutannya bertambah bahwa ia akan dijauhkan dari anaknya," jelas Parker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang cenderung perfeksionis atau cemas juga bisa depresi ketika ia merasa kehidupan dia dan bayinya berada di luar kendali. Akibatnya, ibu jadi uring-uirngan, sensitif, merasa trauma, dan mengalami insomnia, demikian dilansir Sydney Morning Herald, Jumat (7/2/2014).
"Banyak wanita yang mengaku depresi saat hamil, jika kadarnya berat maka saya menyarankan mereka untuk banyak melakukan terapi psikologi dan konsumsi obat. Sedangkan jika depresi ringan saya hanya merekomendasikan antidepresan," kata Parker.
Ia mengakui, memang tak mudah menjaga suasana hati selama kehamilan karena banyak wanita yang tiba-tiba merasa down akibat kurang tidur, kelelahan, dan mencoba beradaptasi dengan perubahan tubuh. Kualitas tidur yang buruk selama kehamilan dikatakan Parker juga bisa terjadi karena merasa tertekan atau peningkatan kadar bahan kimia dalam tubuh.
"Jadi, ketika gejala berupa mood yang tidak baik muncul saat kehamilan, penting bagi Anda untuk bisa berbagi dengan orang lain dan jika dibutuhkan berkonslutasilah dengan dokter mengapa Anda merasa bad mood apakah karena kurang tidur, depresi, atau karena efek kehamilan," pungkas Parker.
(rdn/vit)











































