Hendak Rencanakan Kehamilan, Baiknya Wanita Hindari Diet Ekstrem

Hendak Rencanakan Kehamilan, Baiknya Wanita Hindari Diet Ekstrem

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 10 Jun 2015 17:33 WIB
Hendak Rencanakan Kehamilan, Baiknya Wanita Hindari Diet Ekstrem
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Sah-sah saja jika para wanita ingin memiliki tubuh yang langsing. Tapi patut diperhatikan ketika ingin merencanakan kehamilan, baiknya tubuh pun tidak terlalu kurus.

"Baiknya sih di atas 45 kg ya beratnya tapi ingat itu tidak satu ukuran aja. Baiknya indeks massa tubuh (IMT)-nya jangan kurang dari 18,5," tutur peneliti senior Balitbangkes Dr Ir Anies Irawati, MKes, di kantor Balitbangkes, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Rabu (10/6/2015).

Anies mengatakan, ibu yang memulai kehamilan dengan tubuh terlalu kurus butuh pertambahan berat badan yang lebih daripada mereka yang sudah bertubuh sedang. Pada ibu yang saat hamil terlalu kurus, maka perlu diperhatikan lagi asupan gizinya.

Baca juga: Wajibkah Ibu Hamil Minum Susu Khusus Kehamilan?

Anies tak menampik jika di trimester pertama kehamilan ada ibu yang cenderung ogah makan. Untuk mengakalinya, disarankan ibu bisa mengonsumsi makanan padat energi, protein, dan kalori, sedikit tapi sering. Kemudian, usahakan minum susu tanpa gula, serta memperbanyak makan buah dan sayur.

"Persiapan dilakukan sejak direncanakannya kehamilan. Ditata dulu fisik dan mentalnya. Buat remaja putri boleh pengen langsing tapi jangan sampai dikurus-kuruskan begitu. Makanya, pendidikan remaja penting misalnya melalui posyandu remaja dan banyak wadah lainnya," pesan Anies.

Maka dari itu, Anie merekomendasikan pula sosialisasi kepada calon ibu, termasuk juga remaja tentang antropometri (proporsi tubuh) yang berisiko pada pertambahan bobot selama hamil, berat badan, dan panjang bayi lahir. Hal ini diperlukan supaya remaja putri bisa siap untuk hamil.

Risiko bayi lahir dengan berat badan rendah juga bisa terjadi pada ibu yang memiliki tinggi badan kurang dari 150 cm, demikian dikatakan Anies. Dengan ukuran tubuh pendek, umumnya wanita akan memiliki rahim dan plasenta yang kecil. Namun, Anies menegaskan bukan berarti wanita yang pendek akan memiliki anak lahir kecil dan pendek pula.

"Risiko kan peluang. Kalau wanita pendek mau hamil kondisi kesehatan dan perkembangan janinnya harus dipantau terus," pungkasnya.

Baca juga: Jangan Takut, Dokter Sebut Stretch Mark Akibat Hamil Bisa Dicegah


(rdn/vit)

Berita Terkait